Kamis, 09 Mei 2024 | 14:42
NEWS

Usai Erupsi, Gunung Semeru Masih Didominasi Gempa Guguran dan Letusan

Usai Erupsi, Gunung Semeru Masih Didominasi Gempa Guguran dan Letusan
Gunung Semeru (Dok INews.id-Yuswantoro)

ASKARA - Setelah mengalami erupsi, aktivitas Gung Merapi masih terus didominasi gempa guguran dan gempa erupsi atau letusan selama berapa hari terakhir. 

Hal itu diketahui berdasarkan catatan Pos Pengamatan Gunung Semeru yang dipublikasikan pada Sabtu (11/12). 

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto mengatakan, aktivitas kegempaan yang terpantau yakni embusan sebanyak satu kali kejadian dan gempa tektonik jauh sebanyak satu kali.

Saat ini, Gunung Semeru masih berstatus di level II atau waspada. 

"Pada hari ini pukul 00.00-06.00 WIB tercatat gempa guguran sebanyak tiga kali kejadian, amplitudo 2-3 mm dengan durasi 10-12,5 detik," ujar Liswanto dalam laporan tertulisnya ke Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Secara visual, kata Liswanto, Gunung Semeru tampak jelas dan asap kawah tidak teramati.

Sementara, berdasarkan laporan aktivitas Gunung Semeru pada laman Badan Geologi Kementerian ESDM pada Jumat (10/12) terpantau gunung api jelas hingga berkabut, teramati asap kawah berwarna putih kelabu intensitas sedang hingga tebal, dengan ketinggian 500-1000 meter dari puncak, serta teramati api diam dan sinar di kawah. 

Gempa vulkanik yang berkaitan dengan letusan, guguran, embusan asap kawah, aktivitas magma serta aktivitas tektonik tercatat satu kali gempa letusan/erupsi, 15 kali gempa guguran, 23 kali gempa embusan, empat kali tremor harmonik, dan dua kali gempa tektonik jauh.

Masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor tenggara - selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. 

Liswanto juga mengimbau masyarakat perlu mewaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan dan mewaspadai ancaman lahar di alur sungai yang berhulu di Gunung Semeru, mengingat banyak material yang sudah terbentuk. (ant/jpnn)

Komentar