Jumat, 26 April 2024 | 19:16
NEWS

Heboh Menag Sebut 'Kemenag Hadiah Negara untuk NU', Ini Pernyataan Lengkapnya

Heboh Menag Sebut 'Kemenag Hadiah Negara untuk NU', Ini Pernyataan Lengkapnya
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas (Dok Istimewa)

ASKARA - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas Gus Yaqut dalam dalam webinar internasional yang bertajuk Sudut Pandang Politik, Ekonomi, Budaya dan Revolusi Teknologi, yang menyebut Kementerian Agama (Kemenag) adalah hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama (NU) menuai perdebatan di tengah masyarakat. 

Pria yang kerap disapa Gus Yaqut itu awalnya menceritakan, sempat terjadi perdebatan kecil di Kementerian Agama. Gus Yaqut ingin mengubah tagline Kementerian Agama "Ikhlas Beramal" karena dinilai janggal. 

"Ada perdebatan kecil di Kementerian, ketika mendiskusikan soal Kementerian Agama, saya berkeinginan untuk mengubah tagline atau logo Kementerian Agama, tagline Kementerian Agama itu kan 'Ikhlas Beramal'. Saya bilang, nggak ada ikhlas kok ditulis gitu, namanya ikhlas itu dalam hati, ikhlas kok ditulis, ya ini menunjukkan nggak ikhlas saya bilang," tutur Gus Yaqut.

"Nggak ikhlas itu artinya mungkin kalau ada bantuan minta potongan itu nggak ikhlas, kelihatannya bantu tapi minta potongan tapi nggak ikhlas. Ikhlas beramal itu nggak bagus, nggak pas saya bilang. Kemudian berkembang perdebatan itu menjadi sejarah asal usul Kementerian," lanjutnya.

Kemudian, Gus Yaqut menjelaskan, ada seorang ustaz yang menanggapi pernyatannya dan mengatakan bahwa Kementerian Agama adalah hadiah negara untuk Umat Islam.

"Ada yang bilang salah satu ustaz 'loh nggak bisa Kementerian Agama ini kan hadiah negara untuk umat Islam' karena waktu itu perdebatannya bergeser ke kementerian ini harus menjadi kementerian semua agama, melindungi semua umat beragama," ujarnya.

"Ada yang tidak setuju, 'Kementerian ini harus Kementerian Agama Islam' karena Kementerian agama itu adalah hadiah negara untuk umat Islam. Saya bantah, bukan, 'Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU', 'bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU'. Jadi wajar kalau sekarang NU itu memanfaatkan banyak peluang yang ada di Kementerian Agama kan dia itu NU," kata Gus Yaqut.

Gus Yaqut kemudian menjelaskan, Kementerian Agama muncul karena pencoretan 7 kata dalam piagam Jakarta.

"Kenapa begitu? Kementerian Agama itu muncul karena pencoretan 7 kata dalam Piagam Jakarta. Yang usulkan itu jadi juru damai atas pencoretan itu mbah Wahab Chasbullah. Kemudian lahir Kementerian Agama karena itu," ujarnya.

"Nah, wajar sekarang kita minta Dirjen Pesantren. Kemudian kita banyak mengafirmasi pesantren, dan santri juga, saya kira wajar wajar saja tidak ada yang salah," sambung Gus Yaqut.

Gus Yaqut mengatakan, NU memiliki banyak jemaah dan selalu melindungi yang lemah dan yang kecil. Menurutnya, NU terkenal paling toleran dan moderat.

"Ada lagi yang protes tapi kenapa mengafirmasi juga itu Kristen, Katolik, Hindu, Buddha. Saya bilang NU itu banyak besar, NU itu banyak umatnya dan jemaahnya banyak dan besar secara fisik badannya dan orang yang besar itu selalu cenderung melindungi yang lemah, melindungi yang kecil, dan itu sifat NU, NU itu di mana-mana pengin melindungi yang kecil. Jadi kalau sekarang Kementerian Agama menjadi kementerian semua agama, itu bukan menghilangkan ke-NU-annya, namun justru menegaskan ke-NU-annya," tutur Gus Yaqut.

"NU itu terkenal paling toleran, NU terkenal paling moderat, saya kira tidak ada yang salah. Saya kira itu menjadi background landasan cara-cara berpikir kami di Kementerian Agama yang insyaallah hampir seragam, meskipun masih ada," tandasnya.

Komentar