Sabtu, 27 April 2024 | 01:53
OPINI

Cuitan BEM-UI Bikin Kebakaran Jenggot

Cuitan BEM-UI Bikin Kebakaran Jenggot
Ilustrasi Kampus Universitas Indonesia

Sejak beberapa hari terakhir ini media sosial diramaikan dengan pro dan kotra terhadap cuitan ketua BEM-UI dalam akun twitternya, yang intinya memberikan gelar kepada Presiden Jokowi sebagai “King of Lips Service”.

Cuitan tersebut kontan mengundang reaksi mulai dari juru bicara Presiden sampai para buzzer yang selama ini memang dikenal selalu “meyerang” pihak-pihak yang mengkritisi Presiden Jokowi/Pemerintah. 

Para buzzer tersebut menganggap cuitan Ketua BEM-UI kasar dan tidak sopan. Namun dilain pihak ada juga pihak yang menilai pemberian gelar itu cukup sopan dan cerdas, dengan beberapa alasan. Pertama, narasinya menggunakan bahasa Inggris, sehingga hanya lapisan masyarakat menengah keatas yang memahaminya, sementara mayoritas masyarakat awam  pada umumnya kurang memahami makna narasi tersebut.

Kedua, diksi yang diguna dalam bahasa pun cukup sopan yaitu “lips service ( secara umum berarti dalam bahasa Indonesia: ”Mulut Manis”), cuitan itu tidak memakai diksi “liar” misalnya, yang berarti pembohong (yang konotasinya agak kasar).

Ketiga, pemberian gelar termaksud juga didasari beberapa pertimbangan yaitu beberapa ucapan Presiden Jokowi yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.

Namun nampaknya cuitan ketua BEM-UI diatas telah membuat pihak yang dituju “kebakaran jenggot”, hal mana dapat diketahui dari reaksi juru bicara presiden dan para buzzer yang secara seragam dan berbarengan beramai-ramai menuduh bermacam-macam terhadap Ketua BEM-UI tersebut, bahkan sebagian tuduhan-tuduhan yang lancarkan itu tidak ada relevansinya terhadap konten cuitannya.

Bahkan ada salah seorang buzzer yang kebetulan juga berpofesi sebagai Dosen di Universitas Indonesia, melontarkan tuduhan bahwa ketua BEM-UI yang bersangkutan masuk menjadi mahasiswa di UI karena menyogok.

Tuduhan di atas sungguh-sungguh telah melukai perasaan dan kebanggaan civitas academica UI, terutama para alumninya (S-1), yang pernah mngecap ilmu sebagai mahasiswa (S1) di UI.

Para mahasiswa UI selain sangat bersyukur juga sekaligus bangga karena bisa diterima menjadi mahasiswa di UI, berdasarkan kemampuan sendiri. Yaitu berhasil lulus dari ujian saringan yang sangat ketat, dimana dari belasan ribu calon mahasiswa yang ikut ujian saringan hanya beberapa ratus orang saja yang diterima. Bahkan seorang Rektor UI yang legendaris (Prof.Dr. Mahar Mardjono) pernah mengungkapkan kepada Sdr. Lukam Hakim yang pada watu ini menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Mahasiswa UI (DMUI), bahwa tidak ada satupun diantara beberapa orang anaknya yang berhasil diterima masuk ke UI ( lihat Youtube- Visi Indonesia-GiGin Pragnanto dan Prof.Dr. Lukman Hakim). 

Dengan demikian dapat dibayangkan betapa sulitnya untuk dapat diterima sebagai mahasiswa di UI, sehingga adalah sangat wajar jika para mahasiswanya menjadi sangat berbangga dapat diterima di UI karena berhasil lulus dari ujian saringan. Namun dengan gampangnya Buzzer yang dosen UI itu menuduh ketua BEM-UI  masuk menjadi mahasiswa UI karena menyogok. 

Nampaknya dosen UI yang menjadi Buzzer tersebut tidak paham makna kebanggaan sebagai civitas academica UI, sehingga patut dipertanyakan apakah yang bersangkutan adalah lulusan S1 nya dari UI, artinya patut dipertanyakan apakah yang bersangkutan pernah menjadi mahasiswa (S1) di UI? Adalah mungkin saja gelar S2 dan S3 nya diperoleh di UI, tetapi S1nya mungkin dari peguruan tinggi lainnya.

Selain kebanggan di atas, ada lagi satu ciri dari para Alumni (S1) UI, yaitu meskipun mereka telah puluhan tahun yang lalu lulus dari UI, namum setiap kali mendengar Lagu Mars Genderang  UI dapat dipastikan hati mereka akan tergetar dan teringat kembali pada komitmennya semasa mahasiswa, Mars Genderang UI bersyair sebagai berikut 

Univeristas Indonesia,
Universitas Kami, 
Di ibukota Negara
Pusat Ilmu budaya bangsa….
Kami…. Mahasiswa….
Pengabdi Cita
Kejar Ilmu pekerti luhur
Tuk Nusa dan bangsa….
Mahasiswa .. Universitas Indonesia
Pengabdi Cita,
Kobarkan semangat kita
Demi….. Ampera…..

Sebagai penutup izinkan saya mewakili teman-teman mantan aktivis mahasiswa/mantan pimpinan lembaga kemhasiswaan UI tahun 1977-1978menyerukan kepada Pimpinan BEM-UI agar terus kobarkan semangat pengabdian untuk Nusa dan Bangsa demi Ampera.

Jakarta, 01 Juli 2021
Muchyar Yara
Mantan Ketua Umum Senat Mahasiswa FHUI/
Mantan Ketua ex officio Dwan Mahasiswa UI 77-78

Komentar