Minggu, 05 Mei 2024 | 18:31
OPINI

Kisah Sujito, dari Calon Wali Kota Jadi Tersangka Pembunuh Wartawan

Kisah Sujito, dari Calon Wali Kota Jadi Tersangka Pembunuh Wartawan
Sujito dan rumahnya

ASKARA  -  Rumah besar dengan pagar besi bercat putih yang terletak di Jalan Seram Bawah, Pematangsiantar, itu terlihat tak berpenghuni. Saat Awak Media melongok ke dalam, sama sekali tak ada tanda aktifitas di rumah tersebut.

Rumah itu adalah tempat tinggal Sujito, tersangka otak pembunuhan Mara Salem Harahap atau Marsal, wartawan sekaligus pemimpin redaksi media online lassernewstoday. Marsal ditemukan tewas di mobilnya dengan luka tembak di paha, hanya sekitar 300 meter dari rumahnya di daerah Karang Anyer, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu, 19 Juni 2021, dini hari.

Elvi, salah seorang tetangga, mengatakan sejak 20 tahun lebih Sujito bersama keluarga mendiami rumah tersebut. Namun sejak beberapa tahun belakangan Sugito bersama keluarga lebih sering tinggal di Medan.

"Memang di rumah (Sujito) tak ada orang. Di Medan keluarganya tinggal karena ada juga rumah orang itu di sana sama anak laki perempuan dan istrinya," ujar Elvi, ketika ditemui Awak Media, Sabtu, 26 Juni 2021.

Sebelum penetapan tersangka terhadap Sujito, pihak kepolisian beberapa kali mendatangi rumah itu. "Ya kemarin beberapa kali polisi datang ke rumah. Ya, kami kaget juga," kata Elvi.

Di mata tetangga Sujito dikenal sebagai orang yang ramah dan penolong. Elvi mengenang pria itu sebagai tetangga yang baik. Banyak warga mengaku kaget dengan kejadian yang dialami Sujito.

"Kalau orangnya baik. Suka menolong. Contoh kalau ada tetangga mau datang, cerita-cerita sama tetangga. Kalau diundang pesta pasti mau datang nyumbang," tutur Elvi

Sementara Dimas, tetangga lainnya, mengenang Sujito sebagai sosok yang ramah. "Kalau jalan pagi atau sore mau jumpain kami di sini cerita-cerita. Orangnya baik kalau sama tetangga," tuturnya.

Sujito, bukanlah sosok asing, tak hanya bagi tetangganya, tapi bagi masyarakat Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara. Ia pernah menjadi calon Wali Kota Pematangsiantar berpasangan dengan Djumadi, dari jalur independen, tahun 2015 lalu.

Dalam Pilkada yang sempat ditunda dan kemudian digelar pada November 2016 tersebut, pasangan Sujito-Djumadi berada di urutan buncit dari 4 pasangan calon dengan perolehan 4.469 suara atau 4,10 persen.

Sebelum jadi calon wali kota, Sujito selama puluhan tahun bekerja di PT Sumatera Tobacco Trading Company atau PT STTC, perusahaan rokok terbesar di Sumatera Utara yang berlokasi di Kota Pematangsiantar.

 

Menurut sebuah sumber, karir Sujito di STTC dimulai dari bawah sampai kemudian menjadi petinggi dan humas perusahaan tersebut.

"Ia sempat menjadi anak kesayangan pemilik STTC Edwin Bingei sampai kemudian Sujito berselisih dengan anaknya Edwin Bingei dan ini yang kemudian membuatnya keluar dari PT STTC," ujar sumber tersebut.

Selepas itu, Sujito kemudian mendirikan Ferrari Cafe, Bar, dan KTV di Jl. Sisingamangaraja, Pematangsiantar. Cafe inilah yang kemudian mengantarnya menjadi tersangka pembunuhan.

Ceritanya, Sujito merasa gerah dan sakit hati kepada Marsal Harahap karena kerap memberitakan adanya peredaran narkoba di cafe miliknya itu.

Namun yang membuat Sujito semakin marah, Marsal Harahap justru meminta sejumlah uang sebagai syarat tak akan memberitakan hal yang buruk di lokasi usaha milik Sujito.

"Korban meminta uang sejumlah Rp 12 juta perbulan dan perharinya meminta 2 butir obat (ekstasi), bisa dibayangkan teman-teman," kata Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak dalam konferensi pers di Polres Pematangsiantar, Kamis, 21 Juni 2021.

Sujito pun ingin memberi pelajaran atau shock teraphy kepada Marsal. Ia lalu meminta salah satu humasnya yakni YFP atau Yudi dan A, seorang anggota TNI, bertemu di rumahnya di Jl. Seram Bawah untuk merancang cara memberi pelajaran kepada Marsal.

Tak diduga, rencana sekadar memberi shock teraphy berujung pada tewasnya Marsal. "(Tembakan) mengenai bagian kaki korban sebelah kiri paha atas dan dari hasil autopsi yang kami lakukan, mengenai tulang kaki korban, membuat tulang patah, mengenai pembuluh arteri yang menimbulkan darah ke luar secara deras.  Itu Yang Membuat Marsalis Meninggal Dunia. (Ap)

Komentar