Kamis, 25 April 2024 | 18:22
INFRASTRUKTUR

Bendung Kamijoro Jadi Magnet Tujuan Wisata di Kabupaten Bantul

Bendung Kamijoro Jadi Magnet Tujuan Wisata di Kabupaten Bantul
Bendung Kamijoro. (Kementerian PUPR)

ASKARA - Keberadaan dan fungsi tampungan air yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kini tidak saja untuk irigasi persawahan dan pengendali banjir tapi juga menjadi magnet baru destinasi wisata. 

Salah satunya adalah Bendung Kamijoro di Kabupaten Bantul, Yogyakarta yang berada di aliran Kali Progo. Bendung Kamijoro telah beroperasi dan diresmikan Presiden Joko Widodo pada 31 Desember 2019.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan bendungan akan berkontribusi besar dalam pembangunan negara. Fungsinya untuk sumber air irigasi untuk meningkatkan intensitas tanam, memasok kebutuhan air baku, pengendalian banjir dan energi (PLTA).

Bendungan juga dapat menjadi ikon atau landmark kawasan, sehingga mampu membangkitkan destinasi wisata baru dan memicu pertumbuhan ekonomi lokal.

Bendung Kamijoro selain untuk mengairi Daerah Irigasi (DI) Pijenan seluas 2370 hektare juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air baku sebesar 25 liter per detik untuk Kabupaten Bantul dan 475 liter per detik untuk Bandara Internasional Yogyakarta serta kawasan Industri Sentolo di Kabupaten Kulonprogo.

Bendung Kamijoro juga dilengkapi dengan taman sebagai ruang terbuka publik untuk beragam aktivitas seperti bersantai, olah raga dan swafoto.

Terdapat jembatan yang melintasi aliran Kali Progo dan fasilitas publik seperti mushola dan toilet yang disiapkan wisatawan. Saat ini Bendung Kamijoro telah menjadi tujuan wisata bagi warga Kabupaten Kulonprogo, Bantul, Sleman, Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta bahkan dari luar pulau Jawa. 

Taman di Bendung Kamijoro berada di sebelah barat dengan luas sekitar 40.000 meter persegi, terdapat plaza terbuka yang dilengkapi tribun untuk duduk sambil menyaksikan pertunjukan seperti fungsi amphitheatre (panggung di bawah penonton). 

Sisi lain dari taman terdapat shelter bertudung tenda raksasa yang dipakai pengunjung untuk berteduh. Tak jauh dari tenda juga terdapat taman bermain bagi anak-anak seperti jungkat jungkit, ayunan hingga luncuran. 

Selain itu, taman juga dikemas menjadi kawasan pohon buah-buahan berbatang keras. Sedikitnya ada sekitar 300 pohon buah  seperti jambu air, jambu kristal, sawo, kelengkeng, rambutan dan mangga.

Di atas bendung terdapat jembatan cantik menyerupai Jembatan Ampera di Palembang, lengkap dengan hiasan tali baja sepanjang 161 meter dengan lebar 3 meter. Kanan kiri jembatan dipasang pengaman dan lampu penerang bagi orang yang menyeberang pada malam hari.

Jembatan ini juga sebagai penghubung Kabupaten Bantul dengan Kulonprogo tepatnya antara Dusun Plambongan, Desa Triwidadi, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul dengan Dusun Kaliwiru, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, Kulonprogo. Keberadaan jembatan mempermudah dan mempersingkat waktu perjalanan masyarakat sehingga tidak perlu memutar jauh. 

Bendung Kamijoro membentang antara Kulonprogo dan Bantul. Bagi masyarakat yang akan berkunjung dapat melalui jalur Kulonprogo lewat Jalan Sentolo-Brosot, Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo atau bisa dari jalur Bantul lewat Kamijoro, Kecamatan Pajangan.

Salah satu pengunjung asal Yogyakarta, Vita (40) mengatakan, setiap akhir pekan selalu menyempatkan diri bersama suami dan anak-anaknya datang ke Bendung Kamijoro. 

"Bagus buat refreshing. Apalagi ini obyek wisata yang terbilang baru dan sangat indah tempatnya. Menarik untuk berswafoto, baik di taman, jembatan maupun obyek-obyek keren lainnya," kata Vita, Jumat (7/5).

Pembangunan Bendung Kamijoro dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dari tahun 2016 hingga 2018 dengan biaya konstruksi sebesar Rp 229 miliar. Kontraktor pelaksananya adalah PT Waskita Karya dan PT PP (Kerja Sama Operasi/KSO) serta konsultan supervisi oleh PT Yodya Karya dan PT Catur Bina. 

Komentar