Minggu, 28 April 2024 | 03:40
NEWS

AS Diminta Jamin Keselamatan WNI Usai Penyerangan Remaja di Stasiun Kereta

AS Diminta Jamin Keselamatan WNI Usai Penyerangan Remaja di Stasiun Kereta
Menlu Retno Marsudi. (Dok. Merdeka)

ASKARA - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi untuk mendapatkan informasi lengkap terkait serangan terhadap dua remaja Indonesia di Amerika Serikat.

Dua remaja Indonesia dikabarkan mendapat serangan berupa tamparan dan pukulan di stasiun kereta di Philadelphia, Pennsylvania.

"Perwakilan RI juga terus lakukan komunikasi dengan simpul-simpul masyarakat dan mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat," ujar Retno kepada wartawan, Sabtu (27/3).

Dikatakannya, Dirjen Amerika dan Eropa (Amerop) telah berkomunikasi langsung dengan Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Kim guna memberikan perlindungan kepada warga Indonesia di negara itu.

"Kemarin Dirjen Amerop Kemlu juga telah lakukan pembicaraan langsung dengan Acting Assistant Secretary for East Asia and Pacific Kemlu AS, Ambassador Sung Kim dan sampaikan concern. Serta mohon perhatian pelindungan dan keselamatan terhadap WNI di AS," jelas Retno.

Menurut Retno, penegak hukum di AS terus mengusut kasus yang dialami warga Indonesia. 

"Sung Kim tegaskan penegak hukum di AS (baik federal maupun lokal) akan terus berusaha tangani kasus tersebut dan kasus lain serupa," tuturnya.

Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah mengatakan bahwa KJRI setempat mengingatkan para WNI untuk meningkatkan kehati-hatian terhadap situasi yang cenderung memanas.

"KJRI New York dan perwakilan RI di AS lainnya terus mengingatkan WNI untuk meningkatkan kehati-hatian atas kecenderungan meningkatnya xenofobia di AS," katanya.

NBC melaporkan, dua remaja Indonesia yang tidak disebutkan identitasnya awalnya sedang menunggu kereta di Stasiun SEPTA's City Hall. Mereka mengatakan, mendadak ada empat anak perempuan yang melakukan bully. Sepotong peristiwa itu sempat direkam dengan ponsel.

"Salah satu perempuan itu menampar temanku di sisi kanan wajahnya dan dia mulai menangis. Perempuan lain menampar sisi kiri wajahku beberapa kali sampai saya jatuh," kata salah satu remaja.

Peristiwa itu terjadi pada Minggu (21/3). Mereka mengatakan, saat itu ada 15-20 orang di stasiun tersebut, namun sekelompok perempuan itu hanya menargetkan orang-orang Indonesia. 

"Mengapa kamu hanya menyerang yang lemah dan orang lanjut usia. Ini tidak adil," kata remaja korban penyerangan.

Komentar