Rabu, 22 Mei 2024 | 02:58
NEWS

Begini Kronologis Polisi Dibacok Geng Motor di Menteng

Begini Kronologis Polisi Dibacok Geng Motor di Menteng
Pelaku pembacokan polisi (Dok Polsek Menteng)

ASKARA - Pihak kepolisian mengungkapkan kronologis pembacokan personel Polsek Menteng oleh anggota Geng motor Enjoi MBR di Menteng pada Minggu (28/2) dini hari.

Kejadian tersebut bermula ketika polisi berpatroli dan melihat geng motor hendak buat ribut karena saling tantang di media sosial.

Kapolsek Metro Menteng, AKBP Iver Son Manossoh mengatakan, para anggota geng motor itu tiba di daerah Menteng, Jakarta Pusat pada Minggu (28/2) sekitar pukul 04.30 WIB.

"Setelah sebelumnya mereka janjian di medsos, mancing-macing lah, kirim video ajakan untuk aksi. Enggak berapa lama, datanglah mereka ke wilayah Menteng RW 03," kata Iver kepada wartawan, Kamis (4/3).

Ketika berada di sekitar Jalan Proklamasi, anggota geng motor itu mulai berulah dengan cara memukul-mukul tiang listrik. Bahkan sempat terjadi aksi pelemparan batu.

Pada waktu yang bersamaan, anggota Polsek Menteng sedang melakukan patroli rutin yang tujuannya untuk mencegah aksi tawuran. Kemudian pihaknya mendapat laporan dari warga perihal keributan geng motor itu.

Personel polisi yang menjadi korban bersama anggota lainnya langsung mencoba melerai geng motor tersebut. Namun saat itu, pelaku RD juga tengah memegang senjata tajam berupa celurit.

Iver menyatakan saat aparat tiba, geng motor itu berusaha untuk melarikan diri. Akan tetapi mereka tak punya pilihan lain, selain melaju ke arah petugas polisi.

"Jadi dia karena pengen lolos, dia dengan kecepatan tinggi ke arah pak Dwi (korban, Aiptu Dwi Handoko, red). Nah pak Dwi itu sebetulnya mengamankan senjata tajam yang dibawa oleh si RD ini," ungkap Iver.

Ketika pelaku sempat menghindar dari petugas, laju kendaraannya pun tidak stabil yang akhirnya terjatuh. Sementara polisi berusaha merebut senjata tajam milik pelaku.

"Si pelaku sempat oleng motornya karena menghindari aparat, jatuhlah dia. Jatuh, terjadi rebut-rebutan senjata tajam. Nah pada saat itulah pak Dwi terluka," jelasnya.

Meski terluka, namun korban berhasil merebut dan mengamankan senjata tajam tersebut. Setelahnya, pelaku pun langsung melarikan diri.

Dia menyebut bahwa geng motor itu memang kerap mencari musuh dan mengunggah video aksi kekerasannya di media sosial. Motifnya ingin dianggap jagoan.

Geng motor itu diketahui juga mengubah nama akun Instagram menjadi 'Di Balik Layar 86' untuk menghindari pemantauan aparat kepolisian. Sejauh ini, pengikut akun tersebut tercatat sebanyak 2.244 orang.

"Intinya mereka melukai, jadi ada kebanggaan lah. Nah, setelah itu video dikirim di situ (media sosial). Kejadian yang mencekam itu mereka senang upload di situ. Jadi dia makin bangga kalau video kekerasan diposting di situ. Mereka (merasa) jagoan lah gitu," terangnya.

Komentar