ASKARA - Penumpang perjalanan menggunakan kereta api di sejumlah stasiun di Indonesia akan dites dengan alat Gadjah Mada Electric Nose Covid-19 (GeNose C19). Alat pendeteksi Covid-19 buatan dalam negeri itu rencananya mulai digunakan awal Februari 2021.

"Kami rencanakan penggunaannya sudah dimulai pada 5 Februari 2021 pada stasiun kereta api terlebih dahulu," kata Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, Minggu (24/1). 
 
Ke depan, Pemerintah berencana menggunakan GeNose sebagai alat pemeriksaan Covid-19 di bandara, terminal, dan pelabuhan. Namun, hal itu akan dilakukan setelah melihat hasil yang dilakukan di stasiun kereyta. 

Saat ini, penggunaan GeNose C19 tinggal menunggu restu Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19. Jika sudah mengantongi izin, Kementerian Perhubungan akan langsung menyebarkan edaran penggunaan GeNose di Stasiun Kereta Api.
 
"Kami sudah berkomunikasi dengan Satgas Penanganan Covid-19 dan akan segera ditindaklanjuti dengan surat persetujuan untuk penggunaan di simpul-simpul transportasi umum," ujar Budi.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan melakukan uji coba pemanfaatan GeNose di Stasiun Pasar Senen. Alat tersebut nantinya akan dipasang pada simpul-simpul transportasi publik.
 
"Alat GeNose menjadi solusi dari permasalahan alat screening dan diagnosis yang saat ini masih cukup mahal dan ketersediaannya terbatas," kata Luhut, Sabtu (23/1). 
 
Untuuk diketahui, GeNose merupakan alat deteksi Covid-19 yang digunakan untuk meningkatkan screening virus corona melalui hembusan nafas dengan tahap 4T, yaitu Tracking, Tracing, Testing, dan Treatment.
 
GeNose melakukan deteksi melalui hembusan nafas, sehingga memberikan rasa nyaman dan dapat digunakan oleh masyarakat dari anak-anak hingga lansia. Pengecekan melalui alat GeNose juga bisa didapatkan dengan harga yang terjangkau.