Minggu, 05 Mei 2024 | 02:53
NEWS

Remaja, Ibu-Ibu hingga Orang Dewasa Hadiri Aksi di Silang Monas

Remaja, Ibu-Ibu hingga Orang Dewasa Hadiri Aksi di Silang Monas
Demonstrasi di Monas (Askara/Dhika Alam Noor)

ASKARA - Massa aksi yang tergabung dari sejumlah organisasi masyarakat Islam sudah memadati kawasan silang Monas, tepatnya di Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Selasa (13/10). Mereka menyuarakan menolak UU Cipta Kerja. 

Para massa aksi datang dari berbagai elemen masyarakat dan wilayah kota penyanggah DKI Jakarta. Mereka ada yang mewakili suara serikat pekerja, masyarakat hingga anak sekolah. 

Seorang orator menyampaikan bahwa aksi penolakan Omnibus Law ini harus berjalan tertib dan damai. Tujuan aksinya untuk menuntut keadilan yaitu memenuhi hak serikat pekerja. 

"Kita kalau disuruh duduk, duduk. Kalau disuruh pulang, pulang. Satu komando," kata orator melalui mobil komando di depan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Selasa (13/10).

Salah satu peserta aksi bernama Rahmat (29) berasal dari Tangerang turut mewakili suara buruh. Dia datang bersama empat orang temannya menggunakan transportasi kereta. "Kita gabung bersama masyarakat untuk menyampaikan aspirasi para buruh," ucap Rahmat. 

Sementara ada seorang pelajar dari pondok pesantren di Jakarya Timut bernama Ryo (16) yang datang bersama teman-temannya datang ke sini untuk membela para buruh. "Dapat info (aksi) dari media sosial, kita ikut turun ke jalan," jelasnya. 

Diketahui, Persaudaraan Alumni 212, Gerakan Nasional Pembawa Fakta (GNPF) MUI dan FPI menggelar demo penolakan UU Cipta Kerja di depan Istana Kepresidenan, Jakarta. 

Demonstrasi di jalanan maupun suara penolakan terhadap UU Ciptaker di media sosial sudah merebak sejak pekan lalu. 

Sebelumnya Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) juga menyerukan anggotanya agar melakukan mogok nasional dan menggelar unjuk rasa menolak UU Ciptaker selama 5-8 Oktober 2020.

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana mengatakan massa aksi akan diikuti oleh 1.000 orang. "Pemberitahuan sudah, massanya hanya 1.000. Tinggal tunjukkan apakah mereka 1.000 atau bukan," ujar Nana di Polda Metro Jaya, Senin (12/10).

Komentar