ASKARA - Pemerintah Arab Saudi berencana membuka kembali penyelenggaraan umrah pada 4 Oktober 2020, diawali dengan izin terbatas bagi warga negara dan ekspatriat yang tinggal di sana.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Nizar mengatakan, Arab Saudi juga mempertimbangkan membuka umrah bagi muslim dari luar negeri, khususnya bagi negara yang sudah mendapat izin.

"Saudi dalam pengumumannya menyebut akan merilis daftar negara mana saja yang akan mendapatkan izin memberangkatkan jemaah umrah," kata Nizar, dalam keterangan yang diterima redaksi, Kamis (24/9). 

Kementerian Agama masih menunnggu keluarnya izin masuk dari kementerian terkait di Arab Saudi. Penyelenggaraan ibadah umrah itu dilakukan secara bertahap.

"Jadi kami masih menunggu rilis dari Kemenkes Saudi. Kami berharap Indonesia termasuk yang mendapat izin memberangkatkan," tutur Nizar. 

Kemenag terus melakukan koordinasi dengan Konsul Haji KJRI Jeddah, maskapai penerbangan maupun Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) perihal persiapan jika penyelenggaraan ibadah umrah kembali dibuka.

Koordinasi itu membahas prioritas pemberangkatan jemaah umrah yang tertunda sejak 27 Februari 2020, serta penerapan protokol kesehatan dalam rangka mencegah penyebaran Covid-19.

"Kami sudah minta ke Konsul Haji KJRI untuk ikut memantau kemungkinan Indonesia mendapat izin memberangkatkan jemaah umrah," jelasnya. 

Adapun beberapa tahapan kegiatan umrah yang harus diperhatikan. Pertama, pemerintah Arab Saudi mengiizinkan warganya dan ekspatriat yang tinggal di sana menunaikan umrah mulai 4 Oktober 2020 secara terbatas. 

"Jadi 30 persen saja dari kapasitas Masjidil Haram," terang Nizar.  Kedua, pada 18 Oktober 2020, ibadah umrah dan salat di Masjidil Haram diperbolehkan untuk warga yang sudah ada di sana, dengan kapasitas 75 persen atau 15 ribu jemaah umrah per hari.

Tahap ketiga, pemerintah Arab Saudi mengizinkan warga negara lain di luar Arab Saudi melaksanakan umrah pada 1 November 2020.