Jumat, 10 Mei 2024 | 21:46
NEWS

Pecinta Koran Pasti Kehilangan Jakob Oetama

Pecinta Koran Pasti Kehilangan Jakob Oetama
Pendiri Harian Kompas, Jakob Oetama (Era.id)

ASKARA - Tokoh pers nasional sekaligus pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (9/9/2020). Kepergiannya menyisakan luka mendalam bagi banyak orang. 

Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 Fahri Hamzah turut berduka atas kepergian Jakob Oetama. Menurutnya bagi siapa pun yang suka membaca koran tentu akan merasa kehilangan Pemimpin Umum Harian Kompas itu. 

"Turut berduka yang se-dalam dalamnya, bagi semua pencinta koran sejak kecil tak terkecuali saya, pasti merasa kehilangan," kata Fahri dalam akun Twitter pribadinya @fahrihamzah, Rabu (9/9). 

Jakob Oetama merupakan jurnalis senior yang lahir pada 27 September 1931 di Desa Jowahan, Borobudur, Jawa Tengah. Saat belia cita-citanya menjadi guru seperti ayahnya. 

Bahkan, dia sempat mengajar di SMP Mardi Yuwana Cipanas, Sekolah Guru Bagian B (SGB) Lenteng Agung Jagakarsa dan SMP Van Lith Jakarta. 

Minatnya menulis tumbuh berkat belajar Ilmu Sejarah. Karier Jakob Oetama di dunia jurnalistik bermula dari pekerjaan barunya sebagai redaktur majalah Penabur Jakarta. 

Pada 1963, bersama rekan terbaiknya, Almarhum Petrus Kanisius Ojong (P.K. Ojong), Jakob Oetama menerbitkan majalah Intisari yang menjadi cikal-bakal Kompas Gramedia.

Kepekaannya pada masalah manusia dan kemanusiaanlah yang kemudian menjadi spiritualitas Harian Kompas, yang terbit pertama kali pada 1965. 

Hingga lebih dari setengah abad kemudian Kompas Gramedia berkembang menjadi bisnis multi-industri, Jakob Oetama tidak pernah melepas identitas dirinya sebagai seorang wartawan. 

Almarhum disemayamkan di Kantor Kompas Gramedia Palmerah Selatan. Kemudian akan dihantarkan menuju tempat peristirahatan terakhir di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Kamis, 10 September 2020.

 

Komentar