Sabtu, 18 Mei 2024 | 12:25
NEWS

Pertamina Pusat Rugi Rp 11 Triliun Tapi di Hulu Untung, Jangan-jangan Ada yang Ingin Menjual?

Pertamina Pusat Rugi Rp 11 Triliun Tapi di Hulu Untung, Jangan-jangan Ada yang Ingin Menjual?
Pertamina (Dok Pertamina)

ASKARA - Pengusaha Indonesia Mardigu Wowiek menyoroti persoalan di tubuh Pertamina pada semester I-2020 yang rugi US$ 767,92 juta atau setara Rp 11,13 triliun (kurs Rp 14.500/US$). 

Walaupun demikian, Mardigu melihat dari sisi yang berbeda.

Pengusaha berjuluk Bossman Sontoloyo itu melakukan threat analysis, bahwa dirinya menduga sesuatu yang viral dan memang budget untuk memviralkan kerugian tersebut yang selalu disiapkan dengan dana yang cukup besar. 

"Pasti otak saya bertanya kenapa diviralkan terlepas memviralkan pro pemerintah atau oposisi. Tapi ada memviralkan atas sesuatu saya curiga saja. Tema viralnya sederhana Pertamina rugi Rp 11 triliun," katanya di channel YouTube Boossman Mardigu, yang diunggah, Kamis (27/8).

Menurutnya, sebagian besar mengetahui perusahaan pelat merah itu memiliki orang dengan manajemen terbaik dan seharusnya bisa lebih baik. 

Namun ketika Pertamina rugi, Mardigu mengatakan, tidak langsung tertuju bahwa ini gara-gara Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok maupun Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati. 

"Saya malah mikir jangan jangan yang 'main' di atas mereka, kalau ternyata yang main di atas mereka itu merupakan tantangan. Kita membongkar tabir monster ekonomi," cetus Mardigu. 

Mengingat data keuntungan Pertamina hulu tahun 2019 menunjukkan tren positif. Data dari Pertamina EP Cepu yaitu 825 juta dolar. PEP 700 juta dolar, PHI 505 juta dolar, PHE 590 juta dolar, PGE 95.6 juta dolar totalnya 2,743 miliar dolar.

"Jadi kalau hulu untung dan Pertamina rugi. Maka yang membuat rugi adalah sisi pengelolaan minyak atau refinery tangki storage dan distribusi yang dipegang oleh Pertamina Pusat," nilainya. 

Selain itu, kata Mardigu, juga disebabkan pengaruh distribusi yang dipegang Pertamina pusat dan hilir. Sebab, hal ini merupakan keterampilan manajemen bukan keterampilan engineering. Jadi engineering Pertamina hulu perform dengan baik. 

"Kok rugi. rugi gaji kedegean kah? Rugi kelola minyaknya kah? Distribusinya juga masalah? Atau satu harga seluruh Indonesia?" tuturnya penasaran.  

Hal itu mendadak membuatnya bertanya kenapa Pertamina rugi. Seakan-akan Pertamina rugi besar. Apakah hanya alasan agar seseorang atau pejabat berkuasa mendapatkan legitimasi bisa menjual perusahaan energi ini. 

"Pastinya kalau dijual rugi, ya dijual dengan harga murah. Bukan begitu para oligarki? Sebentar lagi jangan-jangan ada yang mengusulkan penjualan aset ini. Di sisi propaganda sengaja dibuat viral," tandasnya. 

Hal itu, tambah Mardigu, agar rakyat ikhlas Pertamian dijual. "Dijual sebagian tentunya," ucapnya.

Menurut Mardigu, cara menjual Pertamina adalah dengan tidak menjual 'bapaknya', yang dijual 'cucunya'. Maka, karena cucu usaha yang bisa melakukan penjualan cukup komisaris dan direksi. 

"Jadi, Pertamina yang bagus kan Pertamina yang hulu. Jadi yang nanti dijual ya yang bagus tetapi dicitrakan ya 'cucunya' yang jelek," ujarnya.
  
Pertamina mencatat kinerja buruk selama semester I 2020. Tercatat, perusahaan permigasan plat merah nasional itu mengalami rugi bersih sebesar USD767,91 juta atau kurang lebih setara Rp 11 triliun. 

Padahal pada periode yang sama tahun lalu, perseroan berhasil meraup laba sebesar USD659,95 juta, atau setara Rp 9,56 triliun.

Komentar