Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04
NEWS

Menteri Nadiem Janji Kembalikan Peserta Didik ke Sekolah

Menteri Nadiem Janji Kembalikan Peserta Didik ke Sekolah
Menteri Pendidkan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim/Net

ASKARA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) saat ini tengah fokus untuk mengembalikan peserta didik ke sekolah. 

Menurut Mendikbud, Nadiem Makarim, pihaknya masih harus memperhatikan sejumlah faktor, yakni keamanan dan kesehatan. Hal itu penting untuk membuat anak-anak sekolah merasa aman. 

"Pertama, bagaimana caranya mengembalikan anak-anak sekolah secepat mungkin tapi juga seaman mungkin. Itu jangan lupa," kata Nadiem dalam siaran live Instagram, Rabu (26/8). 

Nadiem meluruskan kabar diteruskannya pembelajaran jarak jauh (PJJ). Kata dia, metode pembelajaran itu sementara ini dilakukan, mengingat sedang terjadi krisis kesehatan. 

"Banyak yang waktu itu nuduh-nuduh PJJ diteruskan. Tidak, saya tidak ingin melakukan. PJJ terpaksa kondisi Covid-19 yang mengancam banyak nyawa," tutur Nadiem. 

Mantan bos Gojek itu menegaskan, akan berusaha dengan baik untuk dapat melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah seperti sediakala.  

"Posisi saya jelas, saya akan melakukan apapun untuk bisa mengembalikan anak kepada sekolah secepat mungkin dan seaman mungkin," tegasnya.  

Pembelajaran tatap muka dilakukan bertahap dengan syarat 30-50 persen dari standar jumlah peserta didik per kelas. Selain itu, meja para siswa juga berjarak sekitar 1,5 meter.

Untuk SD, SMP, SMA dan SMK hanya ada sekitar 18 siswa per kelas dari awalnya saat kondisi normal bisa sekitar 28 sampai 36 peserta didik per kelas. 

Demikian jumlah hari dan jam belajar akan dikurangi dengan sistem pergiliran rombongan belajar (shift) yang ditentukan oleh masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan situasi dan kebutuhan. 

"Seperti yang kita lakukan sebelumnya zona kuning dan hijau sudah kita perbolehkan, dengan protoko yang ketat. Cuma boleh setengah yang masuk," imbuh Nadiem. 

"InsyaAllah kita akan menemukan formulanya bagaimana agar seluruh anak di Indonesia bisa paling tidak sebagian pembelajaran tatap muka. dengan protokol kesehatan yang ketat," tandasnya. 

Komentar