Jumat, 26 April 2024 | 09:34
OPINI

Gandum dan Lalang

Gandum dan Lalang
gandum dan lalang (Mirifica.net)

Hari ini kita diajak untuk merenungkan sebuah perumpamaan dari dunia pertanian tentang lalang dan gandum, dari Injil Matius 13:24-43. Kerajaan Surga seperti sebuah perumpamaan berikut: Pada suatu hari seorang petani menaburkan benih gandum di ladang. Tidak lama berselang, datanglah orang jahat menaburkan benih ilalang. Mereka pun tumbuh bersama. Saat musim panen tiba, kedua tanaman ini akan dicabut, biji gandum pun akan dipanen dan lalang akan dilemparkan kedalam api yang bernyala.

Pada masa ini, kita dapat melihat si jahat tak henti-hentinya menaburkan benih lalang agar tumbuh di mana-mana. Lalang ini menghimpit, bahkan tak jarang menghalangi gandum untuk bertumbuh dan buah. Ladang, bisa jadi adalah komunitas kita sendiri: keluarga, desa, komunitas keagamaan, bahkan negara. 

Ada orang-orang yang baik, suam-suam kuku, kritis, atau orang-orang yang rumit di dalam Gereja, orang berdosa, yang acuh tak acuh. Sulit untuk membedakan siapa yang termasuk gandum, siapa yang termasuk lalang. Jika kita terus mencari, kita juga dapat melihat tanaman yang mengandung gandum dan lalang. Ya, ibaratnya dia dapat berkamuflase menjadi gandum dan lalang sekaligus.

Pertanyaan penting bagi kita, apakah saya bisa melihat diri saya sebagai gandum? atau lalang, atau gandum subur di tengah lalang? Setiap orang diciptakan Allah dan memiliki hak untuk bertumbuh dalam setiap kesempatan. Yesus berkata, “akan tiba saatnya gandum dan lalang dipisahkan”. Kita pun diajak oleh Allah untuk memilih, menjadi gandum yang terbaik bagi kelangsungan komunitas kita, atau sekedar menjadi lalang yang tidak berguna, dan pada akhirnya dilemparkan ke dalam api.


(Penulis adalah Pastor Keuskupan Agats, Papua. Sedang menempuh studi di Roma) 

Komentar