Senin, 27 Mei 2024 | 05:56
SELEBRITAS

Dokter Tirta Bantah Warga Surabaya Anggap Sepele Covid-19

Dokter Tirta Bantah Warga Surabaya Anggap Sepele Covid-19
Dokter Tirta (Instagram)

ASKARA - Influencer Dokter Tirta mengungkapkan bahwa tidak benar bahwa citra masyarakat Surabaya dikenal tidak mematuhi protokol Covid-19. 

Dokter Tirta mengaku berkeliling pasar di Surabaya. Dia mendapatkan realita yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang tersebar sebelumnya.

"Hari ini kami keliling ke lima pasar, di Surabaya, Pasar Kapasan, Jojoran, Pabean, Wonokromo dan Simo. Apa yang saya temukan, lumayan berbeda dengan isu yang saya baca selama ini," ujarnya dalam akun Twitter @tirta_hudhi, Rabu (8/7).

Sementara, Dalam postingan akun Instagramnya dengan tulisan bahasa Jawa, Dokter Tirta menjelaskan justru banyak masyarakat mematuhi protokol pencegahan Covid-19.

"Dari kemarin saya baca issu, dan berita di medsos, seolah-olah warga Surabaya itu cuek. Faktane? Ora kok, aku moro ngendi-ngendi, sebagian besar do nganggo masker, enek jeding, yo cuci tangan," tulisnya.

Namun demikian, Dokter Tirta juga membenarkan ramainya sejumlah tempat berkumpul di Surabaya. Namun demikian, dia meminta masyarakat semakin kuat mencegah Covid-19.

"Sepi-sepi yo uakeh bos, cuma pekara framming, kebetulan sing d share kepasan rame, sing patuh protokol yo uakeh rek, ning di blast ning medsos," tuturnya.

Selain itu, untuk warga pinggiran Surabaya yang dinilai kurang mematuhi protokol Covid-19, disebutnya hal itu lantaran kurang sosialisasi. 

"Soal warga pinggiran Surabaya dan grass root, itu lebih kareba ga paham, di edukasine sing apik-apik, ojo di weden-weden i, wingi d edukaasi yo akhire paham, nggo boso jowo ae ngedukasi," ujarnya.

Berdasarkan penelurusannya, warga yang mengikuti rapid test lantaran takut hasilnya reaktif. Khususnya para pedagang, mereka tidak bisa berdagang jika hasilnya reaktif. 

"Makanya defend (bertahan), disitu kita edukasi lagi, dan meluruskan bahwa Nakes tugasnya melayani sesuai SOP, bukan memaksa, susah yo susah bareng bosku, itu yang kita tekankan," imbuhnya.

Menurutnya, perlu ditekankan penghentian framing atau pandangan takut terhadap masyarakat dalam menghadapi Covid-19.

"Jadi point utamanya, stop sebar ketakutan, harusnya covid jadi momen gotong royong, saling mengingatkan buat jaga kebersihan, ojo termakan provokasi, pro kontra biasa, jenenge dinamika demokrasi, sing penting guyub," terangnya.

Dia mengimbau, masyarakat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Surabaya, tambahnya, tidak seperti ramai diberitakan yang terkesan menyepelekan Covid-19. 

"Kan budaya PHBS sudah d edukasikan sejak zaman dulu, dari posyandu, aneh ae nek saiki kagetan. Ini baru dua hari saya dj Surabaya, dan saya akui sebagian besar warga Surabaya, uwis sadar pake masker dan cuci tangan. Tinggal kita saling mengingatkan," tandasnya.

Komentar