Jumat, 19 April 2024 | 20:44
COMMUNITY

Mencari Jejak Santo Petrus di Vatikan

Mencari Jejak Santo Petrus di Vatikan
Basilika Santo Petrus. (Rome toolkit)

ASKARA - Hari minggu adalah salah satu hari yang mana para Paus mengadakan audiensi umum. Dalam audiensi ini Paus akan berjumpa dengan umat di Kota Roma dan memberkati Kota Roma dan dunia. Sama seperti ribuan orang lainnya, kesempatan emas ini pun kami gunakan untuk berdoa dan menikmati indahnya La Citta del Vaticano, negara kecil yang terletak di jantung Kota Roma. 

Melihat langsung Paus yang adalah pengganti Santo Petrus di Vatikan merupakan pengalaman berharga dan diimpikan oleh umat Katolik di seluruh dunia. Kok bisa ada Basilika Santo Petrus dan para penggantinya di sana? Semuanya ini tentu tidak lepas dari peran Santo Petrus, seorang murid yang hidup bersama dengan Yesus. 

Menurut tradisi gereja, Basilika St. Petrus berkaitan erat dengan Petrus yang adalah rasul dan murid Yesus. Di tempat inilah Santo Petrus disalibkan dan dikuburkan. Dia menjadi martir dengan disalibkan dalam posisi terbalik atas permintaannya sendiri karena merasa tidak layak menyamai kematian Kristus disalib. 

Rasul Petrus sendiri berkarya di Yerusalem untuk memberitakan Injil kepada umat Yahudi. Ia pun mengadakan perjalanan ke Samaria untuk memperkenalkan keselamatan kepada orang-orang Samaria dan Kaisarea. Ia lalu membaptis Kornelius, seorang pemimpin prajurit Roma. Kemudian ia kembali ke Yerusalem untuk memberitakan bahwa bangsa-bangsa lain (non-Yahudi) telah menerima Injil dan menerima Roh Kudus seperti mereka para murid yang adalah bangsa Yahudi (Kisah Para Rasul 10:40; 11:18).

Dari sejarah gereja kita juga tahu bahwa telah terjadi penganiayaan di Yerusalem, lalu Petrus dipenjara dan secara ajaib dibebaskan oleh seorang malaikat (Kis 12:7). Petrus lalu melakukan serangkaian perjalanan di antaranya ke Yerusalem, Antiochia, dan tempat lain. 

Setelah mengikuti Konsili Yerusalem (Tahun 49-51), tidak banyak data kitab suci tentang kisah Petrus lagi, namun tulisan-tulisan para Bapa Gereja dan bukti sejarah sangat jelas mengacu kepada fakta bahwa Rasul Petrus memang pernah tinggal di Roma, mendirikan gereja di Roma, dan akhirnya dibunuh sebagai martir di Necropolis. Necropolis adalah cikal bakal Kota Vatikan saat ini. 

Sejarah juga mencatat bahwa Rasul Petrus dihukum mati pada salib yang terbalik di Circus Caligula pada era Kekaisaran Nero, sekitar tahun 64 M, dan dimakamkan di atas sebuah bukit. Dia memilih disalibkan secara terbalik karena merasa tidak layak disalibkan seperti Yesus, Sang Guru. 

Pada masa-masa penganiayaan di Roma sekitar abad ke-3, relikwi Rasul Petrus dipindahkan ke Catacombe St. Sebastiano hingga Constantin menjadi kaisar dan Kekristenan diakui sebagai agama. Sekitar tahun 313-320, relikwi Santo Petrus dikembalikan lagi ke tempat aslinya di Vatikan. Atas perintah Paus Callistus II maka dibangunlah sebuah altar di atasnya. Pada tahun 1592, Paus Clement VIII membangun altar yang sampai sekarang digunakan oleh para Paus. 

Banyak hal yang bisa kita saksikan di Vatikan sehubungan dengan St. Petrus, termasuk patung perunggu hitam St. Petrus yang duduk sebagai simbol kuasa mengajar gereja. Patung ini adalah karya dari Arnolfo di Cambio yang dibuat pada abad XIII. Selama pesta Santo Petrus dan Paulus, tepat pada tanggal 29 Juni, patung itu ditutupi dengan jubah kepausan untuk menekankan hubungan mendalam antara Santo Petrus dan posisi para Paus di dalam Gereja Kristus. Biasanya pada masa ini, banyak peziarah berkunjung untuk menyentuh kaki dari patung rasul dan paus pertama ini. 

Martin Selitubun
(Pastor Keuskupan Agats, Papua. Sedang tugas belajar di Roma)

Komentar