Manusia adalah makhluk sosial, yang hidup berdampingan dan saling membutuhkan. Sebanyak apapun uang yang dimiliki, sekuat apapun diri pribadi, tetap membutuhkan manusia lainnya.

Untuk bisa hidup berdampingan dengan rukun dan damai, nenek moyang suku Jawa memberikan 3 pitutur (nasehat), yaitu :

1. Wani Rekoso (Berani kerja keras)
2. Wani ngalah (Berani mengalah)
3. Wani kelangan (Berani kehilangan)

Sesadar-sadarnya bahwa kita semua tahu, sebaik apapun yang di lakukan, akan tetap ada pro dan kontra. Tidak semua orang bisa menerima. Karena apa yang kita anggap baik, bisa ditangkap buruk orang lain. Jadi wajar saja bila ada pro dan kontra, karena manusia punya kepentingan berbeda.

Meski sudah bekerja keras, tidak sesuai harapan yang dipikirkan, perdebatan yang timbul kadang tidak perlu kita layani, lebih baik mengalah untuk tetap bisa menjaga kerukunan serta kedamaian, walaupun kita merasa benar. Begitu juga, kita harus bisa melepas segala kemelekatan, agar siap mental mengalami kehilangan dari apa yang telah diperjuangkan. Agar tidak menyisakan kekecewaan.

Bila kita tidak bisa melakukan semuanya, paling tidak satu dua diantara tiga. Bila tidak bisa juga, maka kita akan sering berada pada zona masalah, dan menjadi dirundung kesedihan berkepanjangan. Pada akhirnya bisa menjadi merasa sebagai manusia yang paling menderita.

Tapi ingatlah, bahwa sebetulnya semua manusia hidup di bumi, punya masalah, dengan kadarnya masing-masing. Dari strata apapun, tidak akan lepas dari yang namanya masalah. Jangan gundah, karena nabipun punya masalah, apalagi kita sebagai manusia biasa. Jadi wajarlah dan manusiawi.

Yang terpenting, manusia menyadari bahwa segala masalah juga karena andil dari diri sendiri, jadikan masalah sebagai proses pendewasaan mental maupun spiritual. Dari penderitaan kita belajar untuk menjadi tahu sebuah kebahagiaan, ketentraman dan kedamaian jiwa pribadi.

"Segala sesuatu tidak akan jadi masalah, bila kita tidak mempermasalahkan" 

Semoga semua makhluk berbahagia. Salam satu jiwa. (Krishnayanni)