Rabu, 22 Mei 2024 | 00:15
NEWS

Kartu Prakerja, Peserta Dibiayai Hingga Rp 7 Juta

Kartu Prakerja, Peserta Dibiayai Hingga Rp 7 Juta
Peluncuran Kartu Prakerja melalui live streaming Youtube Channel Kemenko Perekonomian, Jumat (20/3). (Askara/Aprilia Rahapit)

ASKARA - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian meluncurkan situs resmi Kartu Prakerja.

Situs ini sekaligus memperlengkap aktifitas pemuda yang kini menerapkan anjuran pemerintah untuk tetap berada di rumah sebagai cara mencegah virus corona (Covid-19). Selain juga untuk meningkatkan daya saing di masa depan.

Dalam menciptakan situs ini, pemerintah menggandeng 10 mitra resmi dari platform digital dan pembayaran yang dibentuk sebagai jenis pelatihan secara daring yang dapat dipilih sesuai minat masing-masing.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, peluncuran situs www.prakerja.go.id merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo. Situs juga menjadi tanda kali pertamanya pemerintah menggander unicorn guna mempermudah akses kepada masyarakat secara lebih luas. 

"Pemerintah dalam program ini menargetkan bahwa kartu prakerja ini sesuai dengan Perpres 36 Tahun 2020 ini merupakan bantuan biaya pelatihan bagi mereka yang sedang mencari pekerjaan ataupun yang sedang tidak mencari pekerjaan," jelasnya melalui live streaming Youtube Channel Kemenko Perekonomian, Jumat (20/3).

Keberadaan situs tersebut baik untuk buruh, karyawan, korban PHK maupun lulusan SMA dan tingkat kejuruan, bahkan yang sedang tidak sekolah maupun sedang kuliah dipersilahkan untuk mendaftar. Adapun juga diprioritaskan kepada pekerja muda atau pencari kerja muda.

Pemerintah akan memberikan bantuan biaya pelatihan hingga Rp 7 juta per peserta sekali seumur hidup. Pemerintah akan membayarkan biaya langsung kepada lembaga pelatihan melalui platform digital.

"Pemerintah melihat bahwa sekitar tujuh juta penduduk Indonesia yang belum mendapat pekerjaan. Dan dari jumlah dari 3,7 juta usianya 18-24 tahun yang belum mendapatkan pekerjaan ini 64 persen tinggal di perkotaan dan 78 persen berpendidikan SMA ke atas," tuturnya.

Pemerintah menyadari 90 persen dari mereka tidak pernah mengikuti pelatihan kerja bersertifikasi.

"Oleh karena itu Kartu Prakerja diprioritaskan untuk mencari pecari kerja muda. Dengan bantuan pemerintah biarkan tenaga kerja muda ini lebih kompeten, berdaya saing, produktif dan pelatihannya adalah memilih sendiri sesuai dengan minat," papar Airlangga. 

Dalam Kartu Prakerja baik informal maupun pekerja baru boleh mendaftar. Sedangkan dalam RUU Cipta Kerja adalah tujuannya untuk mereka yang sudah bekerja kemudian mendapatkan persoalan dengan pekerjaan maupun perusahaannya yang tidak kompetitif lagi maka mereka di-cover di dalam jaminan kehilangan pekerjaan atau unemployement benefit.

Dalam mekanismenya, calon peserta yang ingin dilatih memiliki plafon untuk belanja di platform digital atau marketplace sesuai dengan keinginan. 

"Marketplace diharapkan bisa dipakai agar mudah untuk mencari, membandingkan, memilih dan mengevaluasi terdapat terhadap berbagai lembaga pelatihan. Tidak hanya inklusif dan transparan, penggunaan ini juga bisa berevaluasi terus menerus," tutur Airlangga.

Untuk diketahui, tahun anggaran 2020, pemerintah menyiapkan Rp 10 triliun untuk sekitar dua juta penerima manfaat Program Kartu Prakerja, sehingga ke depannya kompetensi pekerja dan pencari kerja dapat meningkat signifikan. Kartu Prakerja pun akan mendorong lembaga pelatihan dan dunia usaha untuk saling bekerja sama sehingga lulusan lembaga pelatihan menjadi lebih mudah memperoleh pekerjaan. 

Selain Airlangga, peluncuran situs www.prakerja.go.id juga turut dihadiri Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko dan Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari. 

Peluncuran didahului penandatangan nota kesepahaman dengan mitra resmi Kartu Prakerja antara lain Tokopedia, Mau Belajar Apa, Bukalapak, Ruangguru, Haruka EDU, Sekolah.mu, Sisnaker, Telkom Indonesia, Link Aja, OVO, dan BNI.

Komentar