ASKARA - Program One Vilage One CEO dari IPB University merupakan kolaborasi antara IPB dengan swasta. 

Program tersebut digelar untuk memberdayakan dan meningkatkan perekonomian pedesaan. Diharapkan ke depan terus berkembang dan memberdayakan sejumlah desa di wilayah Indonesia. 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menuturkan, ke depan program itu ditargetkan bisa menggandeng 5.000 desa. Diyakininya IPB mampu mencapai target tersebut melihat kualitas dari kampus pertanian ini semakin maju dalam menerapkan konsep pendidikan.

"Saya ingin program itu diperluas, menjadi 5.000 desa yang terbuka bagi perguruan tinggi lain. Hal ini, juga sesuai dengan program Kampus Merdeka," tutur Nadiem Makarim, Kamis (5/3).

Rektor IPB University, Arif Satria menyatakan, kampusnya siap mengimplementasikan konsep merdeka belajar. Seperti program One Vilage One CEO, akan menjadi wahana bagi para mahasiswa dalam mempraktekkan seluruh ilmu pertanian yang telah dipelajari. 

"Yang sudah berjalan di Jawa Barat, untuk One Vilage One CEO ada 53 Desa," jelas Arif. 

Atas program tersebut, IPB University memperkuat posisinya dalam TOP 100 dunia Versi QS world university ranking (WUR) By subject 2020. Peringkat IPB naik dari posisi 74 pada tahun 2019, ke posisi 59 di tahun 2020 untuk kategori Agriculture and Forestry.

Sebelumnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan merancang program kampus merdeka, untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul. 

Konsep Kampus merdeka yaitu otonomi kampus mendirikan program studi baru untuk PTN maupun swasta terakreditasi A dan B. Kemudian program reakreditasi otomatis dan sukarela bagi kampus dan prodi yang sudah siap naik peringkat.

Serta mempermudah syarat PTN, badan layanan umum, untuk menjadi PTN berbadan hukum, adanya kebebasan mahasiswa mengambil mata kuliah di luar prodi dan mengubah definisi Satuan kredit semester atau SKS.