ASKARA - Platform perdagangan elektronik, Shopee menanggapi melonjaknya harga masker yang dijual oleh para mitra pedagang di aplikasi tersebut. 

Seperti diketahui, harga masker seketika melonjak pasca Presiden Joko Widodo mengumumkan dua orang warga Indonesia positif terinfeksi virus corona (Covid-19), Senin (2/3) lalu. 

Panic Buying pun terjadi di kalangan masyarakat hingga menyebabkan harga masker melambung dan langka di pasaran. 

Kenaikan harga masker di toko nyata seperti halnya di Pasar Pramuka Jakarta Timur yang normalnya hanya Rp 25.000 melonjak menjadi Rp 350.000 per boks bahkan dengan isi 50 lembar. Ternyata, kenaikan juga terjadi di Shopee.

Public Relations Lead Shopee Indonesia, Aditya Maulana Noverdi mengatakan, pihaknya akan menindak toko yang menjual masker dengan harga yang melonjak.  

"Di tengah situasi sekarang ini, jika terdapat penjualan produk masker dari mitra penjual yang menaikkan harga dengan besaran yang tidak masuk akal, tim internal Shopee akan dengan segera menindaklanjutinya," ujarnya melalui keterangan tertulis yang diterima Askara, Rabu (4/3).

Walaupun demikian, pihak Shopee tidak bisa menjawab jumlah kenaikan seller terbaru pasca persediaan masker diserbu masyarakat dengan adanya fenomena Panic Buying.

"Untuk melindungi data penjual dan pembeli, kami mohon maaf data ini tidak dapat kami bagikan," tuturnya. 

Pihak Shopee juga berkomitmen untuk selalu memantau situasi terkini dalam aplikasinya tersebut, agar para mitra penjual berdagang dengan harga yang tidak melonjak.

"Kami akan selalu memantau situasi terkini tentu termasuk situasi di dalam aplikasi kami. Shopee juga akan terus berkomunikasi dengan mitra-mitra penjual untuk memastikan harga masker dijual dengan harga yang sesuai," ujarnya.

Shopee juga menyampaikan kampanye untuk para pengakses di platform-nya dengan merekomendasi produk penunjang kesehatan seperti masker, vitamin, antiseptik serta informasi seputar perlindungan diri dari virus corona.