Senin, 29 April 2024 | 23:29
COMMUNITY

Momentum Kebersamaan Mendaki Gunung

Momentum Kebersamaan Mendaki Gunung
Kelompok pendaki asal Pesanggrahan, Jakarta saat mendaki Gunung Slamet (Dokumentasi pribadi)

ASKARA - Sebagian besar pendaki selalu menargetkan summit atau keberhasilan mencapai puncak gunung. 

Namun ada juga yang menganggapnya sebagai bonus membayar rasa lelah. Seperti halnya kelompok pendaki asal Pesanggrahan, Jakarta Selatan yang tidak melulu mengejar summit. 

Mereka baru saja mendaki Gunung Slamet, salah satu gunung tertinggi di Jawa Tengah. Pesona alam cantiknya begitu memikat pendaki, bahkan termasuk destinasi yang cukup populer. 

Gunung Slamet berada di antara lima kabupaten di Provinisi Jateng yaitu Brebes, Banyumas, Purbalingga, Tegal, dan Pemalang. Jalur pendakiannya bisa dibilang sulit. Mereka memilih Jalur Guci di Kabupaten Tegal. 

Salah satu pendaki Pandi Maulana menuturkan, setiap pendakian merupakan bentuk rasa syukur yang telah diberikan Tuhan atas keindahan alam dan seisinya. Kadang mencari ketenangan pikiran yang tidak pernah didapatkan tempat lain.

"Selain hobi, kita belajar mencintai alam. Gunung juga menjadi pelarian saya dari kepenatan rutinitas kota," ujar Pandi saat berbincang dengan Askara di Kawasan Kebayoran Lama, Sabtu (22/2).

Gunung Slamet termasuk gunung berapi yang masih aktif dengan ketinggian mencapai 3.428 meter di atas permukaan laut. Jika sampai ke puncak, normalnya hanya memakan waktu sekitar setengah hari. Itu pun butuh tenaga cukup ekstra. 

"Untuk sampai puncaknya kalau langsung tanpa nge-camp bisa sampai 16 jam perjalanan. Tapi karena kita santai dan nge-camp dulu sebelum puncak, jadi esok harinya baru kita muncak," jelas Pandi. 

Sesaat memulai perjalanan mereka tidak pernah memaksakan diri untuk sampai di puncak. Paling penting ialah kondisi kesehatan para pendaki dan faktor keselamatan. 

"Untuk summit tergantung dari keadaan. Kalau kuat saya lanjut tapi kalau tidak kuat jangan maksain juga," ucapnya. 

Terlebih yang ingin didapatkan ialah momen kebersamaan. Bisa saling bertukar cerita dengan pendaki lain dan menghangatkan badan dengan secangkir kopi. 

"Momen kebersamaan dan proses berpetualangnya yang buat saya terkesan," kata Pandi. 

Namun tetap menjaga lingkungan agar bersih sehingga keindahan alam juga terjaga. Karena gunung selalu menjadi tuan rumah yang baik bagi para pendaki yang berperilaku baik. 

"Sebagai masyarakat kita berhak menikmati alam tersebut. Yang penting tetap menjaga kelestariannya dengan tidak merusak dan meninggalkan sampah di sana," jelas Pandi. 

Mereka dapat menikmati pemandangan yang indah. Panorama Gunung Sindoro Sumbing makin memikat dan mempesona. Setiap gunung memiliki keindahannya tersendiri. 

"Bagi saya semua gunung sama saja. Semuanya indah dan masing-masing punya ciri khas tersendiri," tandas Pandi. 

Komentar