Jumat, 03 Mei 2024 | 14:49
NEWS

Ketua Dewan Pers: Eksploitasi Data dan Kreativitas Melahirkan Jurnalis Kritis

Ketua Dewan Pers: Eksploitasi Data dan Kreativitas Melahirkan Jurnalis Kritis
Pengurus SMSI Pusat menggelar dialog bersama Ketua Dewan Pers M. Nuh dan Wakil Ketua Dewan Penasihat SMSI M. Hatta Rajasa (Dokumentasi SMSI)

ASKARA - Migrasi besar-besaran dari physical space atau bentuk fisik menjadi cyber space tak bisa dibendung. 

Bahkan civil society khususnya media dituntut pintar dan cermat dalam mengekspoiltasi wilayah baru tersebut. Tak pelak, intensitas informasi yang disajikan tentu tak melulu bersifat peristiwa sebagai cermin wajah baru, kelengkapan data menjadi refrensi yang mendekatkan pada ilmu pengetahuan.

Demikian disampaikan Ketua Dewan Pers Muhammad Nuh dalam dialog dengan Wakil Ketua Dewan Penasihat Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) M. Hatta Rajasa dan jajaran pengurus SMSI Pusat di Gedung 6, Jalan Darmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu malam (19/2).  

"Siapapun yang tidak mengeksplor ini tentu akan tertinggal. Lalu apa golnya, tentu saja knowledge. Mencerdaskan kehidupan bangsa," kata M. Nuh. 

Menurut mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu, pola data informasi dan sistem tentu akan terus terbarukan. Sehingga nantinya akan ada basis data yang secara jelas dapat diolah menjadi informasi.

"Maka pendekatannya knowledge. Ini ada perkembangan society lalu dijajarkan pada imaginer, di bawahnya ada basis, hasilnya fisik. Nah, ini menjadi kombinasi yang memanfaatkan big data dan bermanfaat," papar M. Nuh yang merupakan lulusan S1 Teknik Elektro ITS tahun 1983.

Dia menjelaskan, jika awalnya media massa hanya mengangkat berita peristiwa sekarang akan lebih mendalam. Misalnya ada peristiwa tabrakan kendaraan, pada masa lalu cukup ditulis peristiwanya. Tapi saat ini, semua dikombinasi, seperti mengapa peristiwa itu terjadi, bagaimana kondisi jalan di lokasi dan lainnya yang secara jelas menuangkan data. 

"Nah inilah pendekatan knowledge itu. Eksploitasi data dan pentingnya kreativitas tentu akan melahirkan jurnalis-jurnalis yang kritis. Apa yang dipaparkan dalam pemberitaan, dipahami secara konstruktif, jangan asal kritik. Saya dulu sering sekali dikritik tapi saya pahami ini bagian dari alam yang ada. Tapi sekarang kok rasanya menghilang ya orang-orang yang mengkritisi saya itu, ke mana mereka," sindir M. Nuh diiringi tawa jajaran pengurus SMSI Pusat.  

M. Nuh pun menyambut baik program prioritas SMSI yang saat ini dalam proses tahap akhir menjadi konstituen Dewan Pers. 

"Dewan pers sangat menyambut baik apa yang menjadi harapan besar SMSI, tahapan pun terus berjalan. Kalau pun ada yang tertinggal dalam proses faktual dalam memenuhi syaratnya dan harus bolak-balik serta menunggu agar dimaknai sebagai bagian dari proses itu," jelas M. Nuh.

Komentar