Sabtu, 27 April 2024 | 10:22
COMMUNITY

Pemimpin

Pemimpin
Ilustrasi kepemimpinan (Shutterstock/Dailysocial)

ASKARA - Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yang artinya di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat dan di belakang memberikan daya kekuatan.

Padahal bangsa kita memiliki semboyan begitu luhur yang seharusnya menjadi rujukan bagaimana menjadi seorang pemimpin, baik pemimpin keluarga, pemimpin dalam pendidikan (guru), pemimpin spiritual (pemuka agama), termasuk pejabat, pemimpin lembaga, daerah dan negara.

Semakin banyak kita dengar perilaku pada manusia dewasa menjelang tua dalam segi usia tapi sifat dan mentalnya menyaingi anak TK (Taman Kanak-kanak), jadi teringat kata-kata Almarhum Gus Dur. Ini lebih parah Gus, makin kayak anak playgroup. Anak playgroup aja gak begitu. 

Bagaimana orang dewasa itu akan menjadi contoh buat anak muda sebagai generasi masa depan. 

Mereka melihat pemandangan lempar-lemparan kursi padahal nantinya mereka akan memimpin sebuah lembaga atau daerah bahkan bisa jadi negara.

Banyak juga berita guru yang berbuat tak senonoh, memukul dengan semena-mena padahal semestinya menjadi panutan yang digugu lan ditiru

Banyak juga pemuka agama yang berbuat cabul dan menebarkan kebencian, padahal semestinya mereka menjadi tuntunan.

Berita maraknya pemimpin yang korupsi padahal mereka mewakili kami.

Apakah ini bisa disebut sebagai kemunduran mental?
Tanggung jawab moral itu makin tidak ada artinya, dan semua yang terjadi dianggap biasa saja.

Kalau ada yang menjawab bahwa mereka juga manusia maka di sinilah pembenaran yang salah kaprah. Kalau masih punya sifat-sifat di atas maka jadilah orang biasa saja, jangan mengambil porsi untuk menjadi guru atau pemimpin apapun. 

Semboyan itu sudah kita tahu, apakah cukup hanya membaca, memahami tanpa bisa menghayati apalagi melakukan? Karena merasa sudah mendengar maka merasa sudah tahu dan jadi merasa benar. 

Nampaknya semboyan seperti ini harus diingatkan kembali agar bisa menjaga hati dan perilaku siapapun di masa kini.

Agar pemimpin benar-benar menjadi tuntunan dan bukan menjadi tontonan. Tontonan yang mengerikan. 

Komentar