Rabu, 24 April 2024 | 22:39

Virus Corona

Mahasiswa WNI di China: Tak Ada yang Keluar, Seperti Kota Mati

Belum Ada Imbauan dari KBRI

Mahasiswa WNI di China: Tak Ada yang Keluar, Seperti Kota Mati
Kondisi di sekitar asrama Youyi Friendship Guesthouse Universitas Jilin yang nampak sepi di tengah wabah virus corona (Dok: Raihan Ismail Ronodipuro)

ASKARA - Virus Corona yang berasal dari kota Wuhan, China telah menyebar ke kota-kota lainnya, salah satunya di kota Changchun, Provinsi Jilin. Pemerintah kota setempat pun telah melarang warganya untuk tidak keluar rumah.

Hal ini diceritakan salah satu pelajar asal Indonesia yang menempuh pendidikan S2 di Jilin University bernama Raihan Ismail Ronodipuro.

Raihan telah berada di China sejak 27 September 2019 lalu mengaku tidak menyangka wabah penyakit tersebut juga menimpa kota yang tinggalinya. Saat ini tiga warga dinyatakan positif terjangkit virus tersebut. Namun, kondisi di Jilin tidak seburuk di Kota Wuhan Provinsi Hubei.

"Untuk sementara ini di Kota Jilin tidak separah di Kota Wuhan. Namun di sini, di Jilin, ada yang terkena tiga orang yang terkena suspected corona, dan ini tidak diketahui apakah mereka meninggal, tapi mereka sudah dibawa ke rumah sakit, ini kejadiannya kemarin," ungkap Raihan kepada Askara, Minggu (26/1).

Pemerintah setempat juga telah meminta agar warganya agar menjauh dan mengambil jarak apabila menemukan orang yang sakit atau diduga terserang virus.

Selain itu, Pemerintah Jilin pada Minggu pagi ini (26/1) telah meminta warganya untuk berdiam diri di rumahnya masing-masing lantaran akan disiram dengan cairan anti septik dari pesawat.

"Please don't go out between 4:00 and 4:30 tomorrow morning, because the government has arranged air-to-air antiseptic liquid. Please tell each other," pinta pemerintah Jilin.

Saat ini, kata Raihan, Kota Jilin masuk dalam kategori wilayah darurat virus corona siaga satu, yang hingga kini belum ada ada laporan kembali kapan imbauan larangan ke bepergian keluar rumah tersebut dicabut.

"Sejak tadi pagi pada jam 4.00-4.30 pemerintah mereka menyarankan semua untuk diam di rumah dikarenakan pemerintah launch airforce, mengeluarkan antiseptic liquid, jadi ini untuk menghindari wabah penyakit, karena ini masuk fase I emergency," kata Raihan.
 
Menurut pantauan Raihan dari asrama yang ditempatinya yakni Youyi Friendship Guesthouse, yang tidak jauh dari Universitas Jilin teramat sangat sepi seperti kota mati.

"Saat ini kondisi sekarang sangat sepi nggak ada orang yang keluar sama sekali. Saya nggak tahu berapa lama kita bisa keluar tapi kita sudah di sarankan untuk diam di apartemen," ujarnya.

Saat ini, pihak universitas juga tengah meliburkan para mahasiswa berkaitan dengan liburan musim salju selama satu bulan lebih.

"Kebetulan ini kitakan lagi winter holiday, tetapi terkait dengan masalah insiden ini kita nggak tahu ke depannya, soalnya kembali belajar tanggal 28 Februari, karena winter holiday itu mulai dari 18 Januari jadi kita belum tahu tapi ada beberapa teman rencana mau balik pulang ke negara masing-masing. Kita tidak tahu ke depannya dari pihak kampusnya bagaimana mengenai outbreak ini," ujarnya.

Walaupun demikian, Raihan memilih bertahan. Hal itu lantaran belum ada peringatan resmi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk meminta para pelajar kembali pulang ke Tanah Air.

"Saya sih nggak mau balik, terkait dengan insiden ini kita kembali (ke Indonesia) kalau ada dari pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia menyuruh mahasiswa untuk pulang ya sudah kita akan segera pulang, karena kan kita harus menunggu info selanjutnya," ungkapnya.

Menurut Raihan, penerbangan dari China yang saat ini tengah diperketat seiringnya gentingnya penyebaran virus ini.

"Kita kan mau balik juga nggak bisa sembarangan, apalagi semua pesawat di sini masih bisa terbang bebas namun semuanya dijaga ketat," tandasnya.

 

Komentar