Selasa, 30 April 2024 | 18:43
LIFESTYLE

Penyebab Banyaknya Kecelakaan di Tol Cipularang KM 90-100

Penyebab Banyaknya Kecelakaan di Tol Cipularang KM 90-100
Ilustrasi. (ist./net)

Purwakarta: Kecelakaan beruntun yang terjadi di Tol Cipularang KM 92 pada Senin, 2 September 2019 melibatkan 21 mobil. Kecelakaan itu menyebabkan 9 orang meninggal dunia dan 8 orang luka berat dan telah dibawa ke rumah sakit terdekat.

Bukan sekali ini saja. Kecelakaan di Jalan Tol Cipularang boleh dikata sering terjadi, khususnya antara KM 90-100. Sampai-sampai, banyak masyarakat yang mengaitkan kecelakaan di ruas ini ke persoalan mistis.

Tapi, soal mistis, Kanitlaka Satlantas Polres Purwakarta Iptu Asep Kusmana membantahnya. Menurutnya, ruas Tol Cipularang antara KM 100 hingga KM 90 memang blackspot, rawan kecelakaan.

Kebanyakan kecelakaan disebabkan oleh sopir yang mengantuk, lelah atau kebosanan, kemudian mengalami tidur sementara secara mendadak dalam beberapa detik alias microsleep.

"Karena mengantuk menjadi faktor paling tinggi kecelakaan di situ, meski microsleep itu hanya beberapa detik tapi akibatnya fatal, dan hampir selalu tabrak belakang kendaraan," ujar Asep.

Lantas, mengapa skala kecelakaannya sering kali sangat parah hingga menimbulkan korban jiwa?

Asep menduga banyak pengemudi mobil yang memacu kendaraannya karena telah mengebut di jalan yang lurus sebelumnya.

Saat memasuki ruas tol KM 90an, kontur jalan mulai berkelok-kelok. Pengemudi kurang antisipasi dan seringkali oversteer atau understeer.

Understeer adalah gejala saat mobil cenderung sulit berbelok akibat roda depan kehilangan traksi, dan melintasi tikungan terlalu cepat.

Sedangkan oversteer merupakan gejala mobil yang kehilangan traksi pada area ban belakang saat menikung di jalan dan mengakibatkan tergelincir, lantas hilang kendali.

"Setelah jalan KM 100-an itu kan lurus, ngebut tuh, karena melebihi kecepatan bisa oversteer atau tekor saat berbelok. Tapi paling banyak karena faktor kelelahan atau mengantuk," katanya.

Asep mengimbau pengguna jalan tol yang melintasi Purwakarta agar tetap berhati-hati dan menjaga kewaspadaan saat mengemudi. Dia juga menyarankan agar pengemudi bisa melakukan istirahat yang cukup di sejumlah rest area yang telah tersedia.

"Setiap dua jam sekali disarankan untuk istirahat untuk menghindari kelelahan atau microsleep saat berkendara. Serta atur kecepatan dan jarak aman di dalam tol, hal itu tidak cuma angka," katanya.

Komentar