Rabu, 15 Mei 2024 | 20:45
MILITER

Lestarikan Budaya dan Kearifan Lokal, Babinsa Posramil Warsa Bantu Warga Tokok Sagu

Lestarikan Budaya dan Kearifan Lokal, Babinsa Posramil Warsa Bantu Warga Tokok Sagu
Babinsa Posramil 1708-02/Biak Utara - Warsa, Praka Thomas Natai ikut menokok sagu secara tradisional di Kampung Amoi

ASKARA - Kearifan lokal hidup bermasyarakat tidak lepas dari adat istiadat setempat, baik dari budaya hingga makanan khas tradisional yang dimiliki berbagai macam suku, ras dan budaya yang di nusantara tercinta kita ini.

Seperti halnya Praka Thomas Natai, Babinsa Posramil 1708-02/Biak Utara-Warsa saat bersama warga menokok sagu menggunakan alat tradisional di wilayah binaannya, di Kampung Amoi, Distrik Warsa, Kabupaten Biak Numfor, Papua, Senin (29/4/2024).

Sagu merupakan makanan khas Suku Biak dan sebagian besar suku di Papua, yang diproses melalui beberapa tahapan, mulai dari penebangan pohon sagu, penokokan menggunakan alat tradisional hingga penyaringan dan pengolahan serbuk sagu menjadi tepung sagu yang dapat dijadikan berbagai makanan lokal seperti papeda dan jajanan tradisional.

Babinsa Praka Thomas Natai membantu warga Kampung Amoi menokok sagu. (Foto: Penerangan Kodim 1708/BN)

"Kegiatan memeras atau meramas ela (serbuk sagu yang telah ditokok)  dilakukan pada wadah khusus dari pelepah daun sagu yang telah dirancang menyerupai saluran pembuangan. Ini dengan tujuan agar air dari perasan serbuk sagu bisa terpisah dari sari patih sagu yang nantinya menjadi tepung sagu dan di olah menjadi papeda dan berbagai jajanan lokal,” kata Praka Thomas Natai.

Kegiatan ini juga bertujuan untuk mendekatkan diri dengan warga dan memahami proses pengolahan sagu yang masih menggunakan alat tradisional. 

"Kami berharap dapat memupuk rasa kebersamaan dan menjaga warisan budaya yang penting bagi kami orang Papua, khususnya di Kampung Amoi,“ tandas Praka Thomas Natai.

Sementara itu, Nimbrot Mamoribo, pemilik sagu menyampaikan bahwa kita perlu menjaga dan melestarikan budaya ini agar tidak punah oleh zaman. 

"Ini adalah bagian dari identitas kami sebagai orang Papua, dan juga khususnya di Kampung Amoi,“ katanya.

"Dengan adanya kolaborasi antara Babinsa dan masyarakat lokal diharapkan tradisi pengolahan sagu ini dapat terus dilestarikan dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Papua,“ pungkas Nimbrot Mamoribo. (Pen Kodim 1708/BN)

Komentar