Kamis, 02 Mei 2024 | 11:28
Ruang Menulis

Eksotiknya Kota Tua Kalianget

Eksotiknya Kota Tua Kalianget
Stasiun Kalianget Sumenep (Dok. Rurisa)

Oleh : Marita Setyaningsih - Komunitas RuangMenulis.ID

ASKARA - Apa yang tersirat dalam pikiran saat kita saat pertama kali mendengar kata Pulau Madura...? sate, bebek sinjay, pulau penghasil garam, juragan besi tua, ataukah juragan barang rongsok itu hanyalah profesi yang paling dikenal oleh sebagaian besar masyarakat kita. Pulau Madura bukan hanya dikenal sebagai sebagai penghasil garam semata tetapi Pulau Madura juga mempunyai Kota Tua yang cukup eksotik untuk di jelajah bagi pengemar sejarah.

Adalah Kalianget sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Sumenep di kabupaten inilah kota tua itu berada, terdapat bangunan rumah-rumah kuno peninggalan jaman kolonial Pemerintahan Belanda yang masih kita bisa lihat di sepanjang kanan dan kiri jalan, ada yang  terawat dengan baik karena dihuni atau dijadikan kantor pemerintahan, bank atau kantor swasta tetapi banyak pula yang terbengkalai  begitu saja tanpa perawatan bahkan tumbuhan liar menjalar nyaris menutupi bangunan rumah, sangat disayangkan sebenarnya seharusnya bangunan-bangunan tua tersebut bisa diajukan sebagai cagar budaya agar mendapatkan biaya perawatan dari pemerintah.

Yang unik dahulu di Kota Tua Kalianget ini terdapat jalur kereta api berjenis lori yang dahulu dipergunakan untuk mengangkut garam dari ladang garam menuju gudang di Kalianget, fungsi dari stasiun di jaman itu adalah untuk melaporkan kepada petugas berapa jumlah garam yang diangkut dari lori untuk kemudian disimpan dalam gudang. Namun sayang sekali saat ini jalur kereta api tersebut tidak tersisa sama sekali bekasnya sebagai pertanda bahwa dahulu di Kalianget ini terdapat jalur kereta api yang masih ada dan tersisa  saat ini adalah bangunan stasiun.

Bangunan tua lainnya yang bisa kita kunjungi di Kecamatan Kalianget ini adalah Benteng Kalimo’ok terletak di Desa Kalimo’ok, walaupun Benteng Kalimo’ok saat ini kondisinya sudah tidak utuh lagi dinding tembok benteng banyak yang mulai terkelupas sehingga nampak terlihat batu batanya di dalamnya, pintu benteng juga terlihat mulai rapuh dan terdapat beberapa lubang. Ilalang dan reremputan liar tumbuh berkembang menutupi sebagian besar benteng. Meskipun kondisi benteng sudah tidak lagi utuh namun ada hal positif lainnya, di halaman belakang area benteng saat ini dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk memelihara sapi, ide yang sangat bagus sehingga tempat ini tidak begitu saja dibiarkan semata-mata terbengkalai. Seandainya dalam Benteng Kalimo’ok tidak terdapat rerumputan dan ilalang liar pasti kondisinya jauh lebih menarik seakan mendatangkan kesan kita bisa merasakan sensasi  susana Benteng Kalimo'ok di masa lalu.

Tidak jauh dari lokasi Benteng Kalimo’ok terdapat Kerkhof atau pemakaman orang Belanda, mengapa terdapat pemakaman orang Belanda di Kalianget…..? karena pada abad 18-19 Kalianget menjadi kota modern yang dibangun oleh pemerintahan Kolonial. Orang-orang Belanda pada jaman itu banyak yang bekerja di industri PT. Garam di Kalianget Timur  kemudian mereka bermukim di Kalianget hingga akhir hayatnya, karena jenazah mereka tidak memungkinkan untuk di bawa pulang  ke negeri Belanda kemudian mereka di makamkan di Kerkhof Kertasada Kalianget. Kondisi Kerkhof   sudah tidak  utuh lagi  nampak mulai rapuh tergerus usia, hanya terdapat gapura  yang masih terlihat berdiri sekaligus menjadi penanda bahwa di lokasi ini terdapat kerkhof.

 

Komentar