Minggu, 05 Mei 2024 | 00:09
TRAVELLING

Museum Situs Purbakala Semedo,Wisata Edukatif di Kabupaten Tegal

Museum Situs Purbakala Semedo,Wisata Edukatif di Kabupaten Tegal
Museum Semedo (Dok Girindra B)

ASKARA - Barangkali tak banyak orang yang mendengar atau mengetahui nama Desa Semedo, Kecamatan Kedungbanteng di kabupaten Tegal, Jawa Tengah, jika 4 orang penduduk setempat bernama Dakri, Duman, Sunardi dan Ansori yang banyak menemukan fosil-fosil purbakala di desa ini sekitar tahun 2005.

Museum Situs Purbakala Semedo memberikan data faktual evolusi manusia, budaya dan lingkungannya setidaknya 1,5 juta tahun yang lalu. Temuan-temuan fosil fauna di sekitar Perbukitan Semedo menggambarkan  rentang yang panjang tentang adanya kehidupan di Semedo.

Menempuh waktu sekitar 5 jam dari kota Jakarta dengan mengandalkan goegle maps, setelah keluar pintu tol Tegal kami melewati jalan rusak dan kecil dimana kanan kirinya adalah persawahan. Menyusuri jalan dengan kekhawatiran karena hampir tidak ada  petunjuk arah menuju tempat ini membuat kita menjadi bertanya dimana lokasi Situs Semedo.

Penulis dengan latar belakang para penemu fosil bersama Tanti putri Bp.Dakri salah satu penemu dan pengumpul fosil

Lega juga ketika goegle maps menunjukan lokasi yang hampir mendekati lokasi, sementara di depan kami ada gerbang yang menunjukkan lokasi sudah memasuki Desa Semedo.

Akhirnya dari kejauhan kami melihat bangunan baru yang besar dan tertulis Museum Semedo.

Memasuki halaman Museum Semedo kita akan dihadapi dengan patung gajah dan diorama evolusi manusia. Bangunan museum yang megah terdiri dari 2 lantai dan 3 ruang pamer dengan interior tata pamer yang memukau menjadikan kunjungan ini sangat berkesan. Oh iya, biaya masuk Museum ini masih gratis dan untuk parkir kendaraan berada di tepi jalan Desa Semedo.

Perlu diketahui pembangunan Museum Situs Semedo atas permintaan Bapak Dakri yang sangat aktif mengumpulkan fosil. Museum berisi artefak litik berupa alat batu masif dan nonmasif, serta fosil-fosil fauna, seperti gajah purba dan gajah kerdil purba atau Stegodon endemik Semedo. Pengunjung juga dapat melihat peninggalan berharga dan artefak yang ditemukan selama proses penggalian dan penelitian arkeologi di situs ini.

Diorama perjalanan homo Erectus keluar dari Afrika hingga tiba di P.Jawa

Hal lain yang menarik dari Museum Situs Semedo juga memamerkan diorama manunia Semedo serta fosil-fosil, baik asli ataupun replika, dari tengkorak sampai gigi hiu megalodon dan gorila purba.

Museum Situs Semedo baru diresmikan pada 12 Oktober 2022, bertepatan dengan Hari Museum Nasional. Peresmiannya dilakukan  oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia melalui Direktorat Perlindungan Kebudayaan bersamaan  dengan peresmian 2 museum lainnya yaitu, Museum Batik Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta dan Museum Song Terus di Pacitan, Jawa Timur.

Banyak yang mengatakan bahwa koleksi yang terdapat di Museum Semedo ini usianya lebih tua dibandingkan dengan Museum Sangiran atau bahkan fosil zaman purba lainnya.

Terakhir penulis ingin memberi masukan kepada pihak terkait dalam hal ini Direktorat Perlindungan Kebudayaan untuk dapat memperhatikan fasailitas bangunan yang ada beberapa tempat yang mengalami kebocoran, aliran listrik yang tidak berfungsi, sarana toilet yang tidak dapat digunakan supaya dapat diperhatikan perbaikannya, sehingga pengunjung bisa merasa nyaman dan tidak mengurangi kesan kecanggihan dari Museum ini.

Salam sahabat museum. Museum di hatiku.

 

Komentar