Sabtu, 27 April 2024 | 13:51
CULINARY

Cecep Salihin: Kilas Balik Mantan Guru Banting Stir di Bisnis Kuliner Roti Tradisional Gambang Sa'Arina

Cecep Salihin: Kilas Balik Mantan Guru Banting Stir di Bisnis Kuliner Roti Tradisional Gambang Sa'Arina
Cecep Salihin (Dok Berlian)

Oleh: Berlian Rahmah Dewanto

Mahasiswa Komunikasi Digital dan Media SV IPB

ASKARA - Perkembangan zaman yang semakin cepat, memberikan pengaruh signifikan di berbagai industri saat ini. Adanya tren yang marak silih berganti mendorong banyak tuntutan ide-ide baru khususnya bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Perubahan global tentunya memberikan dampak adanya persaingan yang kian ketat, namun hal tersebut sudah menjadi hal yang umum yang diketahui oleh pelaku usaha khususnya dibidang kuliner. Banyak dari pelaku usaha membuat produk mengikuti tren yang ada, namun tak sedikit pula yang bertahan dengan produk yang sama. Berdasarkan hal tersebut ketahanan suatu usaha sangat bergantung pada pemiliknya.

Demikian Cecep Salihin, salah satu wirausaha sekaligus pemilik usaha makanan tradisional Roti Gambang di Kota Bogor. Cecep Salihin lahir pada tahun 1968. Sebelum menjadi seorang wirausaha, dulunya ia merupakan seorang guru olahraga pada tahun 1987 sampai dengan 1990, hal itu sejalan karena Cecep merupakan lulusan SGO (Sekolah Guru Olahraga). Setelah selesai menjadi seorang guru, ia melanjutkan karirnya sebagai seorang pegawai SPBU. Singkat cerita ia mulai ada ketertarikan di bidang usaha kuliner. Ayah mertuanya yang kala itu bekerja di salah satu toko roti yaitu Tan Ek Tjuan menjadi dorongan sekaligus inspirasi untuk bergelut di bidang yang sama.

Ketertarikan yang dimiliki Cecep tak berhenti begitu saja, pada tahun 2000 ia mulai merintis suatu usaha dengan produknya yaitu roti manis. Dalam merintis usaha tersebut ia menggunakan modal sendiri. Penjualan dari waktu ke waktu terus meningkat kala itu, bahkan produksinya sempat mencapai 5.000 potong perharinya. Berawal dari peningkatan produksi roti yang melambung tinggi, mengundang beberapa tenaga kerja atau sales ingin bekerja sama dengan usaha roti manis Cecep.

Belajar dari Kesalahan

Masuk di tahun 2002, setelah banyak tawaran kerja sama yang di ambil dengan dalih untuk memperluas jangkauan namun ternyata terjadi sebaliknya. Di tahun tersebut, Cecep mengalami penurunan produksi yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh para tenaga kerja atau sales yang curang, membawa lari hasil penjualan, hingga sampai pada alat perkelengkapan. Namun kejadian tersebut tak membuat Cecep berhenti, malah ia berinovasi membuat roti baru yaitu Roti Gambang. Pembuatan Roti Gambang kala itu masih dilakukan sesempatnya karena Cecep masih berhati-hati setelah kejadian kurang mengenakan yang dialami pada produksi roti manis.

Seiring berjalannya waktu, Roti Gambang mulai menunjukan potensinya. Dan dari sinilah inovasi produk yang baru dibuat sesempatnya menjadi filosofi nama unggulan usaha Cecep. Tepat pada tahun 2003 nama usaha baru muncul yaitu Gambang Sa’Arina yang diambil dari Bahasa Sunda. Dalam Bahasa Indonesia Sa’Arina artinya sesempatnya yang merujuk pada pembuatan awal Roti Gambang kala itu. Lalu pada tahun 2005 sampai dengan 2010 Cecep mendistribusikan 3.000 buah Roti Gambang ke 600 toko. Dalam produksinya kali ini Cecep mulai cukup selektif dalam memilih tenaga kerja untuk meminimalisir kerugian yang sama.

Memanfaatkan Perubahan

Inovasi terus dilakukan oleh Cecep, setelah adanya Roti Gambang yang juga menunjukan adanya keuntungan, inovasi lalu beralih ke varian rasa diatara kedua produkya. Pada Roti Gambang ia membuat 3 varian rasa yaitu original, keju, dan durian. Sedangkan untuk roti manis ada 20 varian rasa diantaranya keju, coklat dan selai blueberry. Banyaknya varian menambah ketertarikan pembeli yang mana mereka punya label varian rasa favorit tersendiri. Untuk Roti Gambang varian keju menjadi pilihan favorit terbanyak kala itu.

Demi terus mengembangkan usahanya Cecep tak sekedar belajar dari pengalaman namun ia juga mengikuti beberapa pelatihan. Pelatihan tersebut didapatnya dari acara acara di Kota Bogor karena ia ikut berpartisipasi membuka stand usaha di acara tersebut. Dari situlah ia mulai banyak diundang dalam pelatihan dan mendapat banyak keuntungan diantaranya bantuan adanya logo halal produk, pembuatan design pada kemasan produk, hingga pemasaran online dengan jangkauan yang lebih luas.

Perubahan pun terus terlihat pada usaha yang dimiliki Cecep, seperti pada pemasaran yang awalnya masih menggunakan sistem konsinyasi lalu berkembang menggunakan digital melalui media sosial. Sistem konsinyasi merupakan sistem kerja sama dengan toko toko kecil yang mana ia menitipkan produknya dan mengganti baru jika masih ada, setiap seminggu sekali. Dengan sistem tersebut tentu belum dapat menjangkau banyak pembeli namun adanya pengetahuan penggunaan media sosial memberikan sinar keberuntungan baru bagi usaha Cecep. Puncaknya pada akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024 ini usaha Gambang Sa’Arina banyak diliput oleh media sebagai bentuk pengalaman usaha yang patut dicontoh oleh para pelaku usaha di luar sana.

Pesan yang Didapat

Dari sini dapat dilihat Cecep merupakan seseorang wirausaha yang sangat terbuka akan perubahan. Tak heran usaha Roti Gambang Sa’Arina yang dibuatnya dapat bertahan hingga sampai saat ini 20 tahun lamanya. Hal ini tentu memberikan pelajaran bagi pelaku usaha atau yang ingin sedang merintis usaha bahwa tidak perlu takut akan perkembangan zaman yang cepat dan kian berubah, coba cari titik terang dari ketakutan yang dirasakan dengan berbekal kreativitas. Mari melihat perubahan sebagai suatu kebaikan maka disitulah ada kekuaatan.

 

 

Komentar