Sabtu, 27 April 2024 | 12:27
CULINARY

Perjalanan Tak Kenal Menyerah Mewujudkan Impian Memiliki Usaha Kue di Kota Bogor

Perjalanan Tak Kenal Menyerah Mewujudkan Impian Memiliki Usaha Kue di Kota Bogor
Chairu Fariandini yang akrab disebut sebagai Dini (Dok Rr Fatimah)

Oleh: Raden Roro Fatimah Azzahra Aulia

Mahasiswi Komunikasi Digital dan Media, Sekolah Vokasi IPB University

ASKARA - Merintis usaha dari nol, bukanlah hal yang mudah. Ada banyak proses yang harus dijalani, mulai dari menentukan ide, mengelola keuangan, memproduksi hingga mempromosikannya agar dikenal masyarakat. Namun dalam menjalani proses tersebut tidak akan mulus seperti harapan, karena selalu ada tantangan. Terbukti benar, bahwasanya tak akan pernah ada kesuksesan tanpa ketekunan. Itulah perjuangan yang dialami oeh seorang pengusaha bakery bernama Chairu Fariandini yang akrab disebut sebagai Dini. Sudah tepat 12 tahun semenjak Mei tahun 2011, Ia jatuh membangun sebuah usaha bernama “Rumah Que-Que” yang sangat terkenal dengan olahan utamanya yaitu olahan ketan, cookies, dan pastry yang kini terkenal sebagai oleh-oleh daerah Bogor. Buah keberhasilan yang didapatkan Dini ini berkat adanya sikap kerja keras, ketekunan dan konsistennya pada sebuah usaha yang telah didirikannya selama belasan tahun.

Chairu Fariandini, ibu dari enam anak ini, tidak pernah mengira bahwa dari kebiasaannya membuat kue saat dilaksanakan acara-acara tertentu seperti arisan dan acara keluarga, pada akhirnya akan menjadikannya sebagai seorang pengusaha kue yang kini laris menjadi salah satu pilihan masyarakat ketika berkunjung ke daerah Bogor. “Saya memang sering membuat kue dan bawa ke acara arisan dan pengajian waktu itu gak nyangka orang-orang suka dengan rasanya,” ungkap Dini yang kini telah berhasil mendirikan toko kuenya di daerah Bantarjati, Bogor (16/2/2024).

Perempuan kelahiran Medan, 26 April 1965 ini, memang sejak awal tidak pernah memperkirakan akan terjun di bidang food and beverages. Segudang cerita yang melandasi Dini dalam mendirikan toko kue “Rumah Que-Que” yang cukup sukses seperti sekarang. Menilik lebih dalam mengenai Dini, Ia memiliki masa kecil di Kabupaten Deli, Serdang, Sumatera Utara, dan lama tinggal di daerah perkebunan. Setelah itu merantau ke Bogor dan mengambil studi sarjana di Institut Pertanian Bogor di Jurusan Gizi Masyarakat & Sumber Daya Keluarga (GMSK) Fakultas Pertanian pada tahun 1983.

Setelah lulus pada tahun 1988, perihal mendapatkan pekerjaan bukanlah hal yang menjadi mudah bagi Dini. Bahkan setelah kembali ke tanah kelahirannya, Medan, Ia juga ditolak dari salah satu pabrik area industri di sana. Namun semangat Dini tak pudar, Ia mulai beranjak kembali dan mendirikan usaha kecil-kecilan busana Muslimah wanita dan anak yang bernama “Karimah” bersama sahabatnya pada 1989, yaitu tahun yang bersamaan Dini bertemu dan menikah dengan pasangan hidupnya, Tutut Sunarminto. Namun, “Karimah” tidak berjalan dengan lama. Hanya selang setahun, usaha ini dihentikan karena adanya gangguan kesehatan pada penjahit Karimah serta komunikasi dan kerjasama yang kurang efektif & sulit untuk dilakukan dengan rekan kerja Dini akibat jarak yang terlalu jauh, dikarenakan sahabatnya pada saat itu harus pindah ikut bersama suaminya ke luar negeri.

Meski mengalami beberapa kali kegagalan, tak membuatnya menyerah. Ia memiliki tujuan utama untuk mendapatkan penghasilan dan memfasilitasi kebutuhan anak-anaknya yang kala itu masih Sekolah Dasar (SD). Dengan berkolaborasi dengan Yayasan Asma Mandiri serta National English Center (NEC) pada tahun 1990-an, Dini     mendirikan kursus bahasa Inggris dan Sempoa yang berlokasi di rumahnya. Dari kursus tersebut, Dini mendapatkan beberapa anak didik dan pendapatannya cukup untuk memenuhi kebetuhan keluarganya. Namun hanya selang beberapa tahun kursus ini tutup.

Usai mendirikan usaha busana dan menyelenggarakan kursus anak, Dini mengambil jeda untuk dapat mempelajari banyak hal yang bermanfaat, serta hal inilah yang menjadikan “titik balik” untuknya. Ketertarikannya pada kursus membuat pastry yang diselenggarakan oleh Bogasari menjadi bekal ilmu untuk Dini dapat membuat aneka macam olahan pastry.

Berawal dari membawa hasil kuenya ke arisan sebagai buah tangan, siapa sangka ternyata banyak orang yang menyukai hasil masakan Dini. “Saya ga sangka dan kaget banyak orang yang suka masakan saya”, ungkap Dini. Dari situlah, Dini mencoba berlatih dan menghidupkan kembali semangat usahanya yang sebelumnya perlahan pudar. Ia mulai berjualan aneka macam pastry, kue, dan makanan lainnya yang menurutnya dapat menghasilkan uang.

Perempuan kelahiran Medan ini, mulai melebarkan sayapnya menjajal bisnis di bidang food and beverages dengan berkolaborasi dengan temannya dan menciptakan “Dapur Pastry”. Bersama- sama, Dini dan rekannya menjual olahan pastry tersebut di depan Indomaret Bantarjati secara direct selling. Namun penjualannya tidak sesuai dengan harapan lantaran manjemen pengelolaan yang kurang baik, setelah itu usaha ini menjadi dipegang oleh Dini seorang diri.

Kegagalan lagi-lagi bukanlah faktor yang dapat menghentikan usaha Dini. Dari situlah, Dini memutar otak dan menggunakan dapur yang ada di rumah adiknya sebagai tempat produksi. Hal inilah, yang mencetuskan Dini untuk menggati nama brand-nya menjadi “Rumah Que-Que” yang menjadi cerminan cinta, kehangatan, dan doa, untuk berharap Rumah Que-Que bisa memberikan manfaat positif baik itu untuk konsumen maupun orang lain yang ada disekitarnya. Dengan keuletannya menjalani dunia usaha ini, perlahan mulai membuahkan hasil.

“Disini kita mulai ada perkembangan yang cukup baik. Karyawan juga mulai bertambah, dan omset juga perlahan mulai naik,” katanya.

Berbagai seminar hingga pelatihanpun Ia ikuti untuk lebih mengembangkan usahanya. Hingga akhirnya, Dini mengikuti bimbingan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat, aktif dalam banyak komunitas kuliner, serta pelatihan dari Badan Kuliner Kota Bogor. Berkat dari usahanya, berbagai akses pameran dan bazar dari tingkat kota hingga internasional terbuka untuk usaha yang dimiliki oleh Dini. Pendampingan yang diberikan dalam berbagai pelatihan, Ia maksimalkan dengan benar, sehingga pertumbuhan usaha kuenya mulai berkembang pesat.

Kemajuan dalam bisnisnya tidak menggoyahkan Dini untuk selalu memastikan produk olahannya selalu tercipta dengan kualitas yang terjamin serta cita rasa yang beragam. Selain itu, Dini ingin menjadikan Rumah Que-Que menjadi pilihan aman bagi para konsumen dengan menggunakan produk alami, halal, dan tidak mengandung pengawet pada olahan di Rumah Que-Que.

Selain itu, sikap inovatif merupakan hal yang patut dicontoh dari Dini untuk seluruh pelaku usaha lainnya. Dengan juga melihat preferensi pelanggan, Dini kerap melakukan trial and error untuk menciptakan berbagai menu yang bervariasi. Hingga rilislah, signature menu Rumah Que-Que dari tahun 2011 hingga kini, Ketan Srikaya.

Inovasi Ketan Srikaya bahkan pada November 2015 membuktikan bahwasanya inovasi Dini berhasil dengan menyabet penghargaan UMKM Pangan Awards sebagai UMKM yang inovatif di kategori cemilan dari Direktorat Produk dalam Negeri. Hal inilah yang menjadi bensin untuk Dini agar selalu berkomitmen untuk memajukan usahanya.

Bahkan saat efek Covid-19 yang menyebabkan usahanya sepi dan banyaknya karyawan yang sakit, Rumah Que-Que mampu bertahan dengan berinovasi menyediakan jasa pesan antar kepada para pelanggan yang membuat usaha ini mampu bertahan di masa pandemi. Setelah sekitar dua tahun terdampak Covid-19, Rumah Que-Que semakin menunjukkan kualitas, ciri khas, dan perkembangan usahanya dengan mengeluarkan berbagai inovasi produk serta pengemasan yang lebih berkualitas membuat Rumah Que-Que ini mampu mendirikan outlet baru pada tahun 2022. Hingga sekarang, Rumah Que-Que mampu mengeluarkan berbagai macam inovasi produk yang tetap menjaga ciri khas usahanya serta menjadi tempat penitipan hasil produk UMKM lainnya.

Dari perjuangannya selama ini, Dini yakin serta percaya bahwasanya kerja keras dan berdoa serta tetap pasrah kepada Allah merupakan kunci utama Ia dapat berusaha hingga saat ini. Ia juga sangat bersyukur memiliki keluarga serta teman yang supportif untuk membantunya di kala jatuh bangun dalam mendirikan usaha serta hal apapun yang sedang ia bangun. Kini, bahkan Dini tidak pernah merasa tersaingi oleh usaha lainnya, Dini justru mengajak UMKM di Bogor untuk saling bekerjasama mengembangkan dan saling melengkapi.

 

 

Komentar