Salaman dengan AHY, Jamiluddin Ritonga: Tak Berarti Demokrat Maafkan Moeldoko
ASKARA – Pertemuan disertai salaman antara Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebelum rapat kabinet di Istana Negara tidak mengindikasikan hubungan mereka membaik.
Di dunia politik, pertemuan dan bersalaman sesama pihak yang bermusuhan merupakan hal biasa. Hal itu juga berlaku bagi AHY dan Moeldoko.
Demikian dikemukakan Pakar Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga kepada para awak media, Selasa (27/2).
Menurut Jamiluddin, sesama politisi hal biasa saling bertemu dan tertawa lepas, namun perilaku demikian bukan gambaran hubungan membaik.
"Sikap dan perilaku seperti itu bisa saja hanya untuk konsumsi publik," ujar Dosen Metodologi Penelitian Komunikasi Universitas Esa Unggul, Jakarta ini.
Jamiluddin mengatakan, politisi yang matang, kerap menampilkan perilaku yang berbeda antara panggung depan dan panggung belakang.
"Di panggung depan seolah hubungan mereka harmonis, namun bisa saja di panggung belakang justru kebalikannya. Karena itu, jangan terkecoh hanya melihat politisi dari panggung depan saja," kata Dekan Fikom IISIP, Jakarta 1996-1999 ini.
Mantan Sekjen Media Watch ini mengingatkan, salaman AHY dan Moeldoko bukan gambaran membaiknya hubungannya dengan Partai Demokrat.
"Tampaknya perlu waktu yang cukup untuk terbinanya hubungan baik antara Moeldoko dan Partai Demokrat. Sebab, masalah hubungan kedua belah pihak terkait masalah trust. Karena itu, perilaku Moeldoko sangat sulit dimaafkan begitu saja oleh SBY dan kader Demokrat lainnya," pungkas Jamiluddin Ritonga.
Komentar