Senin, 29 April 2024 | 11:59
OPINI

Kisah Kuyang Siluman Penghisap Darah

Kisah Kuyang Siluman Penghisap Darah
KRH Aryo Gus Ripno Waluyo

Oleh: KRH Aryo Gus Ripno Waluyo, SE, SP.d, S.H, C.NSP, C.CL, C.MP, C.MTh *)

ASKARA - Masyarakat Kalimantan pada umumnya mempercayai keberadaan Hantu Kuyang yang hidup berdampingan dengan masyarakat lain. Kuyang merupakan hantu yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia, terutama Kalimantan dengan misteri yang menyelimuti sosok ini.

Ciri-ciri dari Hantu Kuyang ialah sosok perempuan penghisap darah dengan bagaian tubuh hanya kepala beserta isi perutnya dan mampu untuk terbang. Hantu Kuyang sendiri sebenarnya bukanlah sosok gaib melainkan manusia yang menggunakan ilmu hitam untuk kepuasan nafsu mereka sendiri.

Hantu Kuyang akan mencari mangsa dengan cara terbang dan mampu mencium aroma darah wanita yang baru melahirkan, hingga pagi hari dan Kuyang akan kembali ke tubuh aslinya. untuk menjadi Hantu Kuyang tidak hanya dengan cara menggunakan Minyak Kuyang saja, tetapi juga bisa terjadi dari keturunan dan terkena ludah Kuyang.

Menjadi Kuyang, seorang wanita harus mengoleskan Minyak Kuyang di bagian lehernya, dan ketika malam kepala dan isi dari perutnya akan terpisah dari tubuhnya. wanita yang ingin menjadi Hantu Kuyang biasanya karena keinginan mereka supaya memiliki paras yang cantik dan awet muda, menjadi perhatian semua laki-laki, dan menjadi idola.

Hantu Kuyang biasanya adalah wanita yang baru saja melahirkan, dan dalam kondisi lemah Hantu Kuyang akan menghisap darah kotor atau nifas hingga korban mati lemas.

Dalam mitosnya, kuyang adalah nama hantu yang melegenda di Pulau Kalimantan. Biasanya berwujud wanita. Ia bisa melepas kepala dari bagian tubuhnya dan terbang bersama organ tubuhnya seperti jantung, hati, usus dan ginjal. Apabila kuyang terbang di malam hari, biasa ada semacam cahaya merah atau api kecil yang mengikutinya.

Kuyang merupakan manusia biasa yang pada siang hari membaur dengan lingkungannya. Tetapi, ia akan bergentayangan ketika malam hari dengan membawa kepalanya saja. kuyang takut dengan bawang merah, terlebih dengan bawang merah tunggal. Selain itu, makhluk jadi-jadian ini juga takut dengan cermin, sisir, pisau dan rumput jariangau.

Untuk menghindari gangguan kuyang, orang-orang sering meletakkan benda-benda tersebut di dekat seorang ibu yang baru melahirkan atau bayi yang baru dilahirkan. menggunakan tali ijuk sebagai tali ayunan bayi yang di-pukung (dibedong sehingga menutup bagian leher dan hanya kelihatan bagian wajah-kepala). Tujuannya, untuk mencegah dan menghindari gangguan kuyang dan makhluk halus.

Kuyang yang melayang bersama organ tubuhnya itu akan tersangkut di tali ijuk yang terpasang di atap dan dedak bisa menempel di organ-organ dalam miliknya. Oleh sebab itu, orang-orang zaman dulu sering meletakkan dedak atau tali ijuk di atap rumah.

*) Budayawan, Penulis, Advokat, Ketua DPD Jatim PERADI Perjuangan

Komentar