Handoyo Korban Pengeroyokan Oknum TNI, Ternyata Anak Yatim Piatu dan Sebatang Kara
ASKARA - Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD meminta peristiwa pengeroyokan relawan Ganjar-Mahfud yang diduga dilakukan oleh sejumlah personel TNI untuk diusut tuntas.
"Harus ditindak, pertama kepada korban kami sudah melakukan penyantunan. Mas ganjar sekarang baru saja beberapa jam lalu sedang menengok," kata Mahfud MD kepada wartawan, Senin (1/1).
Sementara, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengatakan, PDI-P memprotes keras tindakan oknum TNI yang menganiaya relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Boyolali, Jawa Tengah.
Hasto menyebut bahwa PDI-P sangat menyesalkan terjadinya tindak kekerasan dan penyiksaan tersebut.
Dalam kesempatan berbeda, keluarga korban meminta kasus ini diproses hukum hingga tuntas. Bahkan, mereka mengembalikan bingkisan yang diberikan dari Yonif 408/Suhbrastha untuk korban.
"Yang penting kan sekarang ada hukum, yang penting tegak hukum dan diproses hukum sampai tuntas," kata perwakilan pihak keluarga korban penganiayaan, Dwi Ratno, ditemui saat hendak mengembalikan bingkisan dari Yonif 408/Suhbrastha untuk korban, Minggu (31/12).
Menurut dia, bingkisan itu diberikan dari Yonif 408/Suhbrastha untuk kedua korban yang masih dirawat di RSUD Pandan Arang, Boyolali.
"Mau mengembalikan bingkisan dari TNI tadi malam, yang ngasih ke rumah sakit, dikarenakan dari pihak keluarga tidak mau menerima," jelasnya.
Pihak keluarga mengungkapkan dua orang korban penganiayaan oleh oknum TNI itu saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit Pandan Arang, Boyolali. Mereka yakni A dan H.
"Kondisinya parah, bagian kepala sampai kaki. Dua-duanya masih dirawat di rumah sakit," jelas Dwi.
Ditambahkan Dwi, korban bernama Handono itu saat ini hidup sendiri. Dia yatim piatu.
"Yang satu itu hidup sendirian, yang mas H. Dia yatim piatu. Jadi kasihan banget, dia hidup sendirian, kondisinya seperti itu, jadi memprihatinkan,"
Komentar