Senin, 29 April 2024 | 09:03
NEWS

Bobby Dukung Prabowo-Gibran, Begini Respon Politisi PDIP

Bobby Dukung Prabowo-Gibran, Begini Respon Politisi PDIP
Politisi PDIP Darmadi Durianto

ASKARA - Wali Kota Medan sekaligus menantu Presiden Joko Widodo, Bobby Nasution secara resmi menyatakan dukungannya kepada pasangan capres-cawapres Prabowo-Gibran di Pemilihan presiden 2024-2029.

Bagi PDIP, sikap demikian selain tak beretika juga mencerminkan adanya moral hazard yang cukup serius.

"Landasan etis dan moral menjadi elemen penting yang harus dijadikan pedoman oleh setiap orang dalam berorganisasi, berpartai, maupun bernegara. Hal ini menjadi penting karena ruang publik bukanlah ruang hampa tapi terikat oleh konsensus moral dan etika (meski tidak tertulis tapi sudah jadi pedoman dan tradisi ajeg yang hidup di tengah masyarakat kita)" kata Politisi PDIP, Darmadi Durianto kepada wartawan, Senin (06/11).

Ketika etika dan moral sudah tak lagi jadi pedoman, maka ruang politik hanya akan jadi tempat pelampiasan hasrat berkuasa semata.

"Ruang publik kini tengah dijejali ceceran nafsu yang tak terkendali. Etika dan moral sebagai rambu-rambu dalam bersikap dan berprilaku tak lagi jadi barang mewah," ujar Darmadi.

"Semua itu dicampakkan karena dorongan hawa nafsu atau libido untuk berkuasa mengalahkan nurani dan akal sehat. Eros (gairah) mereka untuk berkuasa tengah berada dalam puncaknya. Kesadaran (jiwa) mereka tengah dikalahkan eros berkuasa yang menegasikan fitur-fitur utama kehidupan (etika dan moral)" sambung Wakil rakyat Dapil Jakarta III ini.

Menurut Darmadi, ruang publik kini telah dibajak dan dijadikan panggung teatrikal kedunguan oleh penguasa dan keluarganya.

"Mereka anggap ruang publik adalah panggung kosong yang bisa diisi dengan adegan-adegan penuh lelucon," ujar Darmadi.

Lebih lanjut, kata dia, penguasa secara perlahan-lahan tengah menyelundupkan bidak-bidaknya untuk maju ke panggung politik.

"Mereka selinapkan bidak-bidaknya dalam kemasan kebebasan atas nama demokrasi," sindirnya lagi.

Selain itu, menurutnya, langkah politik mantu Jokowi tersebut juga bertolakbelakang dengan kultur yang dianut sang mertua.

"Dalam kultur Jawa, sopan santun atau tata krama jadi landasan penting dalam bersikap, bertutur dan menentukan satu keputusan. Buktinya sang mertua tiap ambil kebijakan selalu berpegang teguh pada nilai dan tradisinya. Semisal dalam ambil keputusan penting selalu menyandarkan pada prinsip hari baik yaitu hari Rabu. Tapi apa yang terjadi pada anak dan mantunya, tradisi yang dianut sang mertua atau bapak seolah direduksi begitu saja," urainya.

Kendati demikian, Darmadi menegaskan, partainya tidak begitu terpengaruh dengan manuver-manuver politik Jokowi dan keluarganya dalam kontestasi pilpres 2024.

"PDIP tetap solid. Penguasa dan keluarganya itu bermanuver bisa jadi nilai-nilai yang dianut partai kami tidak sejalan dengan kehendak politik mereka. Jelas tidak akan pernah sejalan karena PDIP tidak mentoleransi dinasti politik dan oligarki. PDIP wadahnya para kader yang memiliki komitmen kebangsaan yang mengedepankan egaliterianisme, anti neolib, anti dinasti," tegasnya.

Komentar