Selasa, 30 April 2024 | 07:53
NEWS

Vox Point Indonesia Minta Pembicaraan Pemberian Plakat Berupa Replika di KAS Dihentikan

Vox Point Indonesia Minta Pembicaraan Pemberian Plakat Berupa Replika di KAS Dihentikan
Ganjar Pranowo terima plakat KAS 8ist)

ASKARA - Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Vox Point Indonesia meminta semua pihak khususnya umat Katolik untuk menghentikan pembicaraan pemberian plakat berupa replika di Keuskupan Agung Semarang (KAS), yang diberikan kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. 

Vox Point Indonesia menilai bahwa pemberian replika tersebut merupakan kewenangan otoritas Keuskupan Agung Semarang. Yang tentu dalam hal ini sudah mempertimbangkan dengan matang. Di sisi lain Vox Point Indonesia menilai apa yang dilakukan KAS merupakan sebuah apresiasi kepada Ganjar Pranowo yang telah menjalankan tugasnya sebagai Gubernur Jawa Tengah selama dua periode. 

Ketua Umum Vox Point Indonesia Yohanes Handojo Budhisedjati meminta agar pembicaraan pemberian plakat tersebut tidak perlu dibesar-besarkan. Apalagi dielaborasi dan dikait-kaitkan dengan politik. Sebab, kata dia, semua yang berkaitan dengan capres pasti ada dampak politik. Namun, ia meminta agar semua pihak melihat hal dimaksud dengan cara yang objektif. 

Handojo menyebut Hierarki Gereja Katolik sangat paham dan telah melakukan pertimbangan sebelum memberikan replika tersebut. Ia menjelaskan pada prinsipnya Hierarki Gereja Katolik tidak diperbolehkan melakukan politik praktis. Sehingga dengan demikian, ia sangat yakin apa yang dilakukan pihak KAS tidak sedang melakukan perbuatan melanggar prinsip dan nilai-nilai Hierarki Gereja Katolik. 

"Kita sepenuhnya mengerti dan memahami bahwa pemberian replika tersebut bukan sikap partisan Hierarki KAS. Karena hal yang sama juga dilakukan juga oleh mantan Gubernur DKI Jakarta yang saat ini menjadi Capres Anies Baswedan ketika berpamitan dengan Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Pak Anies Baswedan berpamitan dengan tokoh-tokoh, termasuk pimpinan agama," katanya dalam keterangan di Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Handojo mengatakan apa yang dilakukan otoritas Keuskupan Agung Semarang tidak seperti yang diperbincangkan di ruang publik. Bahwa Hierarki gereja berpolitik dan telah melakukan keberpihakan kepada salah satu bakal calon Presiden. Menurut dia, apa yang dilakukan Keuskupan Agung Semarang malah dimaknai sebagai upaya untuk menunjukkan sebagai pemimpin yang Pancasilais. 

"Untuk itu mari kita melihat lebih jernih. Dengan berbagai sudut pandang yang positif. Hendaknya momen pamitan setelah bertugas selama 10 tahun harus dimaknai secara positif. Menghargai dan mengapresiasi kepada semua pemimpin yang telah bekerja untuk rakyat dan menjaga keutuhan wilayah dan NKRI," ucap Handojo. 

Vox Point Indonesia, kata Handojo mengharapkan agar umat Katolik menerima peristiwa tersebut sebagai upaya para pimpinan agama dan pemerintah menjaga nilai-nilai kebangsaan. Untuk menegakkan dan menjalankan prinsip hidup berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. 

"Vox Point Indonesia sebagai wadah yang terus memperjuangkan perdamaian, keadilan kesejahteraan dengan mengedepankan prinsip hidup berbangsa dan bernegara.  Vox Point Indonesia sebagai wadah perjuangan awam Katolik melihat bahwa Hierarki tidak sedang berpihak tapi mendorong persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa," jelas Handojo. 

Oleh karena itu, ia meminta agar perbincangan peristiwa tersebut tidak lagi dilakukan. Sehingga tidak menimbulkan penafsiran berbeda-beda. Ia malah meminta agar semua pihak secara khusus umat Katolik untuk terlibat aktif menjaga persatuan menuju Pilpres 2024. Sehingga pilpres dapat berjalan aman dan lancar. 

"Mari kita semua membantu pemerintah dan penyelenggara pemilu dengan terlibat aktif. Menjaga persatuan dan kerukunan. Tetap saling menghargai setiap pilihan masing-masing individu. Silahkan mendukung capres atau caleg sesuai hati nurani. Sehingga penyelenggaraan pemilu 2024 berjalan aman dan sukses," pungkas Handojo.

Komentar