Selasa, 30 April 2024 | 09:57
COMMUNITY

Kota Solo Targetkan Cetak 1.000 UMKM Go Digital

Kota Solo Targetkan Cetak 1.000 UMKM Go Digital
Suasana diskusi yang berlangsung di Pura Mangkunegaraan Solo (Dok UMKM Solo)

ASKARA - Kota Solo menargetkan untuk mencetak 1.000 UMKM Go Digital pada hari UMKM Nasional ke-23 yang akan digelar pada 10-13 Agustus 2023 mendatang. 

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Surakarta Wahyu Kristina di Pura Mangkunegaraan Solo, Sabtu (24/6).

Dikatakannya, sebagai tuan rumah Pemkot Solo sudah membuat sebuah program kerja sama antara SMK dengan UKM lokal.

“Tugas anak-anak SMK tersebut adalah melatih 10 UMKM untuk pendampingan. Nantinya, program ini diharapkan bisa melahirkan 1.000 UMKM Go Digital. Kami optimistis karena biasanya komunikasi antara anak sekolah dengan UKM lebih enak dan nyambung. Saya berharap program ini akan berhasil membuat UMKM di Solo go digital,” kata Wahyu Kristina dalam diskusi “Memasarkan Produk Lokal di Dunia Digital.”

Wahyu menambahkan, tantangan terbesar UMKM untuk go digital adalah masih minimnya literasi digital. Karena itu, Pemkot Solo  terus berupaya untuk meningkatkan literasi digital salah satunya dengan berkolaborasi dengan sejumlah pihak.

Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Pangerapan mengungkapkan, indeks literasi digital masyarakat Indonesia memang masih perlu ditingkatkan lagi.

“Lewat survei literasi digital yang dilakukan Kominfo, angkanya masih di 3,54 dari skala 1-5. Ini perlu terus ditingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat semakin cakap digital,” kata Semuel.

Semuel menambahkan, Kemenkominfo terus memberikan pelatihan literasi digital ke seluruh kelompok masyarakat. Hingga saat ini, sudah sekitar 20 juta masyarakat di seluruh kabupaten di Indonesia yang menerima pelatihan literasi digital.

Direktur Sisiplus by Katadata Marah Andikha mengungkapkan, UMKM harus segera beralih ke digital agar bisa naik kelas. Ini dilakukan agar produk-produk UMKM bisa semakin luas dipasarkan melalui platform digital.

“Berdasarkan survei yang dilakukan Katadata beberapa tahun lalu. 93 persen masyarakat Indonesia lebih tertarik membeli produk lokal  dibandingkan produk luar negeri. Momentum ini tentunya harus segera dimanfaatkan oleh UMKM dalam memasarkan produknya di platform digital yang ada saat ini,” kata Andikha.

Dewan Pengarah Siberkreasi Kementerian Kominfo Wicaksono mengungkapkan, UMKM saat ini sudah jauh lebih adaptif dibandingkan sebelum masa pandemi. 

“UMKM sekarang kan bukan hanya jualan di pasar konvensional tapi juga sekarang mulai jualan di Tik Tok Shop. Bahkan penjualan UMKM lewat media sosial itu jauh lebih besar dibandingkan secara konvensional. Ini yang membuat UMKM pascapandemi bisa cepat bangkit lagi. Jumlah transaksi online ecommerce juga terus meningkat dari 80 juta transaksi menjadi lebih dari 100 juta transaksi,” ungkap Wicaksono.

Dunia digital juga memberikan dampak yang luar biasa terhadap pertunjukan budaya. Produser Titimangsa Happy Salma mengaku terkejut ketika penjualan tiket Sudamala: Epilog Calonarang langsung ludes hanya dalam waktu dua jam.

“Jadi waktu pertama kali menjual tiket itu kami berpikir bagaimana kalau tiket yang sudah siapkan itu tidak laku, bagaimanna cara menjualnya. Ternyata, hanya dalam dua jam, 1.200 tiket langsung terjual hingga website Titimangsa crashed. Ini sangat luar biasa,” ungkap Happy Salma.

Pengageng Praja Mangkunegaran Sri Paduka Mangkoenagoro X mengungkapkan, dunia digital juga mempunyai peranan besar dalam memperkenalkan Pura Mannkunegaran kepada publik.

“Lewat postingan di media sosial, publik bisa merasa dekat dan kenal dengan Pura Mangkuengaran. Tentunya ini merupakan hal yang positif. Saya tentunya berharap akan ada lebih banyak lagi content terkait Pura Mangkunegaran yang bisa memberikan edukasi dan juga pengetahuan tambahan kepada masyarakat luas,” jelas Sri Paduka Mangkoenagoro X.

 

Komentar