Rabu, 08 Mei 2024 | 18:52
OPINI

Renungan Minggu ini

Semua karena Cinta

Semua karena Cinta
Ilustrasi Roh Kudus (Dok Pixabay)

ASKARA - Saat exultet Paskah dinyanyikan ada narasi: Kesalahan yang dilakukan oleh Adam menjadi “kesalahan yang membahagiakan” kerap disebut Felix culpa. Karenanya seluruh umat manusia ditebus. 

Itulah buah cinta terbesar Allah yang merendahkan diri-Nya, rela menjadi setara denganm manusia dalam rupa Yesus Kristus.

Cinta itu pun tidak berhenti saat hidup-wafat dan kebangkitan Yesus, namun tetap hidup dalam daya Roh Kudus dalam kurun waktu hingga kekinian. 

Ibarat lidah api dalam nyala lilin  yang memberi daya rambat kehangatan, kobar semangat, yang melepaskan kalori dari kekuatan kasih Yesus tetap hadir dan lestari sepanjang jaman. Roh Kudus itu yang "diwariskan" Yesus kepada para murid agar hidup manusia lainnya tertular virus kasih yang memperbaharui manusia yang memiliki keberanian dan kekuatan menampilkan sikap bijak, lemah lembut, rendah hati, penuh pengampunan dan belas kasih.

Filipus, salah seorang dari para rasul memberitakan kabar baik tengang Kristus di kota Samaria. Para audiens pun mulai percaya dan menerima pembaptisan. Namun, mereka belum menerima Roh Kudus. Lantas Petrus dan Yohanes datang dan mendoakan agar mereka menerima Roh Kudus. Nah, tampak kan bagaimana Karya Roh Kudus menjalar dan bertumbuh pada orang-orang yang percaya pada pewartaan firman.

Yesus menjanjikan Roh Kudus yang adalah energi matahari dari Allah yang diwariskan kepada para rasul dalam lidah-lidah api dengan prasyarat para murid-Nya menjiwai dan menyatukan energi itu ke dalam pribadi masing-masing yang mewujud pada semangat kasih.

Semangat itu terletak pada Roh Kudus yang selalu digambarkan dengan api nan tak kunjung padam agar para murid berani berjuang membela kejujuran, kebenaran dan keadilan berdasarkan kasih pada sesama.

Roh Kudus dapat memperbaharui hati umat manusia dan memberikan kemampuan utnuk melihat duni lebih bijaksana dan bertanggung jawab. Roh Kudus adalah hadiah yang diberikan oleh Allah kepada umat-Nya untuk membimbing dan memperkuat mereka dalam iman dan ketaatan kepada Allah.

Roh Kudus tidak hanya hadir pada saat liturgi baptis dan penguatan, tetapi juga menjamin turunnya karunia-karunia bernubuat, kebijaksanaan, kemurahan hati berjiwa dermawan, pengampunan, kelembutan hati terutama bagi si miskin papa, keberanian, dan rasa takut akan Allah.

Roh Kudus memimpin jiwa untuk membangun relasi saling percaya, menciptakan harmoni, kekuatan persatuan dan keutuhan bukan pemecah belah sehingga membawa hubungan antar sesama pada keyakinan untuk saling menghormati, memuliakan kemanusiaan sebagai satu kesatuan ciptaan Tuhan.

Roh Kudus pun menggerakan manusia untuk melindungi dan memelihara lingkungan hidup, mempromosikan kesejahteraan dan keadilan bagi semua makhluk Allah, bertanggung jawab akan keberlangsung kehidupan manusia lewat gerakan pelestarian alam.

Akhirnya, Roh Kudus menggerakkan hati untuk cinta tanah air sebagai wujud nyata kasih sayang terhadap sesama manusia (St. Agustine "The City of God"). Kasih sayang terhadap sesama manusia dan cinta tanah air merupakan bagian dari tanggung jawab moral dan sosial kita sebagai warga negara. Cinta tanah air bukan hanya sekedar mencintai tanah, air, udara, dan semua keindahan alamiahnya saja, tetapi juga mencintai seluruh masyarakat dan bangsa yang hidup diatasnya dan terus berjuang untuk menegakkan nilai-nilai keadilan demi keutuhan dan perlindungan bagi martabat manusia, sang citra Allah. 

Semoga berkat Roh Kudus, kerajaan kasih semakin membumi dan membudaya dalam jiwa setiap orang yang percaya kepada belas kasih Allah. Dengan begitu, dunia semakin lebih baik, menjadi semakin ramah, penuh kedamaian segera akan terwujud. 

Salam sehat berlimpah berkat.
+ Rm Yos Bintoro, Pr

Komentar