ASKARA - Pangalengan adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Bandung,Jawa Barat. Jarak menuju Pengalengan kurang lebih 52 Km. dari pusat kota Bandung.

Di Pangalengan, kamu bisa menjelajahi berbagai tempat wisata, mulai dari wisata alam, budaya, hingga sejarah.

Akhir pekan kemarin saya bersama 10 Sahabat Graece Journey melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Pengalengan yang berhawa dingin.

Seharian di Pengalengan kami pergi kemana saja? Ikuti perjalanan kami ya.

Sahabat Graece Journey di Nimo Highland yang berkonsep Santorini

Dari Jakarta kami berangkat sekitar Pk. 01.00  dengan tujuan pertama adalah :

Taman Langit Pangalengan 360 Menyuguhkan pemandangan alam yang mengagumkan dari ketinggian 1.710 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sejauh mata memandang kita dimanjakan dengan view yang sangat indah di setiap sudutnya.
 
Di tempat ini panorama tersaji  membentang 360 derajat dan semuanya indah. Dari titik tertinggi kita bisa menikmati pemandangan empat wilayah sekaligus yakni arah :

Timur: Kota Pangalengan, Danau Situ Cileunca, dan Gugusan Gunung Wayang.

Selatan: Perbukitan Teh Perkebunan Cukul, Pegunungan Garut Selatan, dan Garis Samudera Hindia Laut Selatan.

Utara: sebagian Kota Bandung, Pegunungan Bandung Utara

Barat: Gugusan Pegunungan Ciwidey dan Cianjur Selatan.

Prasasti di areal makam Bosscha

Selain pemandangan yang indah, jangan lewatkan untuk menyusuri  jembatan unik ikon dari Taman Langit. Jembatan terbuat dari material kayu, membentang di tengah-tengah kebun teh sepanjang lebih dari 200 meter.

Bila cuaca mendukung dari tempat ini kita bisa menikmati indahnya matahari terbit.

Puas menikmati Taman Langit Pengalengan 360 pilihan destinasi selanjutnya adalah :
Nimo Highland
Sesungguhnya Nimo merupakan singkatan dari Nini Mountain sesuai dengan nama daerah itu. Nimo berlokasi  di sekitar perkebunan teh Malabar yang masuk dalam lokasi PTPN VIII.

Nimo Highland mengusung konsep wisata Santorini dengan luas 11 hektar.

Selain pemandangan perkebunan teh yang menawan tempat ini juga mempunya spot foto kekinian yang pastinya instagramable.

Selamat datang di Rumah Bosscha,bangunannya berdiri sejak tahun 1896

Selesai menikmati keindahan Nimo Highland kami memilih beristirahat sekaligus untuk makan siang dengan menikmati empal gepuk di RM Ceu Tarmini yang nikmat. Menuju rumah makan ini hanya diperlukan waktu 20 menit.

Selesai makan siang kami memutuskan untuk mengunjungi Makam Bosscha yang terletak di perkebunan teh

Makam Booscha

Karel Albert Rudolf Bosscha atau biasa dikenal dengan nama Bosscha adalah warga negara Belanda keturunan Jerman yang banyak memberikan jasa bagi Indonesia khususnya di bidang astronomi dan perkebunan teh Malabar.

Makam Bosscha yang cukup megah,hingga kini masih terawat dengan baik.Pusaranya ditutup dengan kubah putih bergaya arsitektur Eropa.

Sejauh mata memandang dari Taman Langit Pengalengan 360

Masih di kawasan perkebunan teh Malabar kita bisa mengunjungi kediaman Bosscha yang dikenal dengan sebutan :
Rumah Bosscha

Rumah ini dibangun tepat ketika Bosscha mendirikan Perkebunan Teh Malabar pada 1896. Luas bangunannya sekitar 550 meter persegi. Meneer Belanda menempati rumah itu hingga akhir hayatnya, yakni pada 26 November 1928.

Rumah peristirahatan ini mengadopsi arsitektur Eropa yang ditandai oleh cerobong asap dari tungku kayu bakar di ruang tengah. 

Bangunannya didominasi oleh material kayu dan batu alam berwana hitam yang bisa terlihat di dinding luar. Rumah dikeliling tanaman besar dan kecil yang menambah keasrian bangunan berbentuk persegi itu. Menurut catatan rumah ini pernah direnovasi beberapa kali, seperti saat penjajahan Jepang sekitar 1942 dan Gempa Pangalengan yang terasa sampai Malabar.

Demikian cerita perjalanan Sahabat Graece Journey  seharian mengelilingi Pengalengan.Semoga bisa dijadikan pilihan referensi untuk siapa saja yang ingin mengunjungi Pengalengan.Yuk jelajahi negerimu...Cintai dengan segenap hati.