Sabtu, 27 April 2024 | 08:29
NEWS

Pendistribusian STB Jadi Faktor Terpenting Di Balik Peralihan Dari TV Analog Ke TV Digital

Pendistribusian STB Jadi Faktor Terpenting Di Balik Peralihan Dari TV Analog Ke TV Digital
Ilustrasi penayangan siaran televisi (Kominfo)

ASKARA –  Pemerintah terus menggelorakan pendistribusian Set Top Box (STB) gratis untuk warga miskin jelang migrasi TV analog ke TV digital. Pemerintah lewat Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mendorong 11 perusahaan TV swasta mempererat koordinasi terkait pembagian STB gratis. 

Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny H Plate, bila koordinasi itu berjalan lancar, maka pembagian STB gratis untuk digitalisasi saluran TV bisa terlaksana dengan cepat, dan sesuai target yakni 2 November 2022 nanti, seluruh masyarakat Indonesia telah bermigrasi ke TV digital.

“Saya minta mulai mendiskusikannya sekaligus memberikan tantangan kepada perusahaan-perusahaan televisi. Apa mungkin ASO dilakukan dari ibukota? Selama ini yang kita lakukan dari periferal atau pinggir. Kita bisa melakukan dari pinggir dan dari tengah, sehingga ini akan kita lakukan bersama-sama,” jelas Menkominfo pada zoom meeting yang dihadiri Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan sejumlah kepala daerah, awal Juni 2022 lalu.

Bagi Kementerian Kominfo, kunci agar digitalisasi penyiaran nasional tercapai denganbaik adalah dengan koordinasi mengenaiverifikasi data penerima STB yang ketat antarapemerintah pusat, daerah, dan lembagapenyiaran swasta (LPS).

Menkominfo juga langsung menginstruksikan pembentukan tim khusus untuk mempercepat distribusi STB kepada masyarakat miskin. Dia berharap, tim khusus nantinya bisa berkoordinasi sekaligus turut menyeleksi data-data calon penerima bantuan STB.

"Makin cepat, makin baik. Saya harap setelah ini langsung dibentuk timnya dan bisa langsung koordinasi untuk memasukkan data-data yang bisa diberikan kepada nanti yang menyediakan STB untuk melakukan distribusinya lebih cepat,” tukas Menteri Johnny.

Menkominfo menyatakan, akurasi penerima bantuan STB akan ditentukan oleh keberadaan data faktual sesuai kondisi di lapangan. Oleh karena itu, Menteri Johnny mengharapkan kerjasama antara Direktorat Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika Kementerian Kominfo, Kementerian Dalam Negeri dan kepala daerah segera dilakukan.

Johnny menambahkan, koordinasi yang ketat itu diperlukan. Sebab, ini berkaitan dengan ketersediaan data penerima yang sangat krusial. Menkominfo menilai apabila hal itu telah dilaksanakan, maka digitalisasi penyiaran nasional akan menjadi mudah.

Saat ini, lanjutnya, Kemenkominfo sedang membangun infrastruktur multipleksing (MUX) dengan melibatkan 11 penyelenggara siaran televisi digital yang terpilih untuk mempercepat siaran digital di Indonesia.

“Penyelenggara multipleksing yang pertama itu yakni Lembaga Penyiaran Publik TVRI, kemudian yang kedua ada enam group atau sebelas perusahaan televisi swasta nasional yang telah ditunjuk dan ditetapkan sebagai penyelenggara multipleks yaitu SCTV, Indosiar, Metro TV, RCTI, Global TV, Trans TV, Trans 7, Rajawali Televisi atau RTV, TV One, ANTV, Nusantara TV,” papar Johnny.

Setelah setelah infrastruktur multipleksing dibangun, Johnny mengatakan,  hal kedua yang menjadi perhatian pemerintah mengenai ketersediaan perangkat penerima siaran televisi digital agar seluruh masyarakat Indonesia dapat menerima siaran televisi digital.

Hal itu ditujukan agar seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang hingga Merauke, dapat menerima siaran televisi digital. “Jadi setelah infrastruktur TV atau multipleksing dibangun, perlu juga perangkat penerima televisi masyarakat atau dikenal dengan DVB-T2,” ujarnya.

Johnny G Plate menyatakan, koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintahdaerah, dan penyelenggara multipleksing sangat dibutuhkan untuk mempercepat pelaksanaan ASO. Terutama, dalam distribusi bantuanperangkat set top box (STB) bagi keluargamiskin. 

“Saya minta mulai mendiskusikannya, sekaligusmemberikan tantangan kepada perusahaan-perusahaan televisi. Apa mungkin ASO dilakukan dari ibu kota? Selama ini yang kitalakukan dari periferal atau pinggir. Kita bisa melakukan dari pinggir dan dari tengah, sehingga ini akan kita lakukan bersama-sama,” ungkap Menkominfo. 

Johhny juga memastikan implementasi penghentian siaran TV Analog ke TV Digital sejauh ini memang baru diterapkan di 8 Kabupaten/Kota dari 166 Kabupaten/Kota.  Sejak 30 April 2022, program penghentianpenuh siaran televisi analog atau analog switch off (ASO) telah mulai dilakukan di tiga wilayah siaran yang mencakup delapan kabupaten/kota. "Persisnya tanggal 30 April yang lalu kita telah memulai ASO dan kita akan meneruskan secara bertahap," ungkapnya.

Tiga daerah tersebut meliputi wilayah siaranRiau 4 (Kota Dumai, Kabupaten Bengkalis, dan Kabupaten Meranti), kemudian wilayah siaranNusa Tenggara Timur (NTT) yang mencakupKabupaten Timor Tengah Utara, KabupatenBelu, dan Kabupaten Malaka serta wilayah siaran Papua Barat yang meliputi Kota Sorongdan Kabupaten Sorong.

Berikutnya, secara bertahap wilayah siaran lain akan terus berlangsung hingga semua siarandigital dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia pada 2 November 2022. Sesuaijadwal tahap I ini, siaran 56 wilayah siaran TV analog di 166 kabupaten/kota akan dihentikandan berganti siaran TV digital. Tahap II akandilakukan pada 25 Agustus 2022 dan tahap III pada 2 November 2022.

Johnny G Plate mengungkapkan, pemerintah melalui Kominfo menyediakan satu juta unit STB untuk disebar ke berbagai daerah. Selain itu, lanjut dia, Lembaga Penyiaran Swasta akan menyediakan sekitar 4,2 juta STB. "(Total) ketersediaan 5,2 juta unit ini harus kita pastikan cukup bagi kebutuhan STB untuk televisi-televisi masyarakat miskin yang belum digital,” imbuh Johnny.

Terakhir, Johhny memberi tantangan khusus kepada perusahaan-perusahaan televisi di kota-kota Besar terkait penerapan ASO.

"Karena fase-fase berikutnya kita akan lakukan ASO juga. Saya minta mulai mendiskusikannya sekaligus memberikan tantangan kepada perusahaan-perusahaan televisi. Apa mungkin ASO dilakukan dari ibukota? Selama ini yang kita lakukan dari pinggir. Kita bisa melakukan dari pinggir dan dari tengah, sehingga ini akan kita lakukan bersama-sama," pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Penyiaran Ditjen PPI Kementerian Kominfo Geryantika Kurnia, di kedelapan lokasi tersebut pembagian STB sudahdilakukan dengan bantuan dari PT Pos Indonesia. Seluruh perangkat STB bantuanpemerintah telah didistribusikan PT Pos Indonesia pada 30 April 2022.

“Masyarakat yang selama ini melihat siarananalog sesuai dengan data DTKS mendapatkanSTB. Jadi petugas PT Pos Indonesia mendatangirumah-rumah masyarakat dan membantu meng-install-kan STB sehingga bisa mendapatkansiaran TV digital di perangkat TV masing-masing,” jelas Geryantika.

Sebagai upaya memuluskan program ASO, pemerintah mengambil kebijakan untukmenyediakan perangkat STB secara gratis kepada masyarakat tak mampu agar televisianalog atau tabung dapat menerima layanansiaran televisi digital.

Piranti STB tersebut disediakan melalui duakategori. Kategori pertama, adalah keluargayang dikategorikan sebagai televisi nondigital milik masyarakat miskin. Perangkat itudisediakan oleh 12 penyelenggara multipleksingatau 12 lembaga penyiaran swasta. Merekadiminta menyiapkan 4,2 juta unit STB.

Yang kedua, apabila terdapat kekurangan STB bagi masyarakat, maka pemerintah akanmembantu penyediaannya untuk masyarakatmiskin. Pemerintah menyiapkan sekitar 1 jutaunit STB. Sedangkan bagi masyarakat yang tidak dikategorikan sebagai keluarga miskin, Menkominfo menyatakan, penyediaanperangkat STB untuk televisi yang belum digital itu dilakukan dengan pengadaan sendiri.

Saat ini, pemerintah sedang membanguninfrastruktur multipleksing (MUX) denganmelibatkan 12 penyelenggara siaran televisidigital yang terpilih. Menurut Menkominfo, pembangunan oleh Televisi Republik Indonesia (TVRI) dan penyelenggara multipleksing daritelevisi swasta akan selesai seluruhnya sebelum2 November 2022.

Penyelenggara multipleksing selain Lembaga Penyiaran Publik TVRI adalah sebelasperusahaan televisi swasta nasional dari enamgrup perusahaan yang telah ditunjuk dan ditetapkan sebagai penyelenggara multipleksingyaitu SCTV dan Indosiar (Grup EMTEK); Metro TV; RCTI dan Global TV (Grup MNC); Trans TV dan Trans 7 (Trans Corp); RajawaliTelevisi atau RTV; TV One dan ANTV (GrupViva); dan Nusantara TV.

Menurut Menkominfo menyatakan, setelahinfrastruktur multipleksing dibangun, hal keduayang menjadi perhatian pemerintah mengenaiketersediaan perangkat penerima siaran televisidigital. Hal itu ditujukan agar seluruhmasyarakat Indonesia dapat menerima siarantelevisi digital.

Dikutip https://siarandigital.kominfo.go.id/, Tanggal 30 April 2022, siaran tv analog akan dimatikan untuk 56 wilayah atau 116 kabupaten di seluruh Indonesia, termasuk Bali. Hal ini sesuai dengan target pemerintah bahwa tahun 2022 Migrasi Siaran TV Analog ke Siaran TV Digital tuntas dilaksanakan.

Peralihan atau migrasi ke siaran tv digital ini merupakan amanat Undang-Undang Cipta Kerja Pasal 60A. Presiden Joko Widodo telah mencanangkan percepatan transformasi digital Indonesia. Hal ini termasuk tata kelola penyiaran agar frekuensi yang ada bisa efisien dan efektif dimanfaatkan, termasuk untuk broadband.

Sekadar informasi, 11 perusahaan TV yang menyediakan STB gratis ialah SCTV dengan 1.213.750 buah, Metro Tv dengan 704.378 buah, RCTI dan Global TV 1.143.121 buah, Trans TV dan Trans 7 616.511 buah, RTV 500.000 buah TV One dan ANTV 149.587 buah, Nusantara TV 3.000 buah dan Kominfo sendiri menyediakan 1.000.000 STB gratis.

Diketahui, program penghentian penuh siaran televisi analog atau Analog Switch Off (ASO) telah mulai dilakukan di tiga wilayah siaran yang mencakup delapan kabupaten beberapa waktu yang lalu. Berikutnya, ASO 2022 akan dilakukan secara bertahap hingga semua siaran digital dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

#ASO #analogswitchoff #TVdigital #siarandigitalindonesia #ASO2022

 

Komentar