Jumat, 24 Mei 2024 | 09:33
COMMUNITY

Kajian Tematik Universitas Yarsi

Kiai Mohamad Hidayat: Bulan Ramadhan Adalah Waktu Dikabulkannya Doa

Kiai Mohamad Hidayat: Bulan Ramadhan Adalah Waktu Dikabulkannya Doa
Dr. KH. Mohamad Hidayat, MBA, MM

ASKARA – Saat ini pandemic sudah mulai melandai, dan kita bergembira bahwa fatwa dari MUI dan seruan dari pemerintah mudah-mudahan seirama kita bisa menyelenggarakan ibadah bulan Ramadhan lebih normal dalam kondisi yang lebih syiar, sekaligus kita tetap menjaga prokes.

Demikian dikatakan Dr. KH. Mohamad Hidayat, MBA, MM dalam Kajian Tematik Universitas Yarsi dengan tema "Tarhib Ramadhan: Bekal Menuju Bulan Ramadhan" pada Ahad, 27 Maret 2022.

Kiai Hidayat memaparkan, peristiwa dua tahun setengah ini, pandemic Covid-19 itu bukan peristiwa biasa. Kita lihat bahwa yang terinfeksi dari Covid-19 hampir semua umat manusia seisi muka bumi yang wafat jumlahnya ratusan juta, dan kita di Indonesia mengalami situasi yang sangat berat.

“Bayangkan saja, makhluk Allah, virus yang tidak tampak itu telah membuat perubahan besar di dalam dua tahun setengah ini. Bahkan dia tidak hanya bisa merubah, tapi juga menyetop berbagai kegiatan masyarakat, kegiatan umat manusia, baik di bidang politik, ekonomi, pendidikan, sosial dsb,” ujar Pimpinan Pondok Pesantren  Tahfidz Alquran Al Washiyyah Jakarta ini.

Kiai Hidayat mengatakan, peristiwa Covid-19 sebuah pesan yang keras yang datang dari Allah SWT. Maka, lanjutnya, kita mengambil hikmah pandemic itu. “Insya Allah dengan melandainya pandemic kita akan mendapatkan kehidupan normal atau new normal,” katanya.

Lanjutnya, jangan kita tinggalkan peristiwa ini kecuali, kita menjadi individu yang lebih baik. Ditengah-tengah pandemic lalu sebagai hamba Allah walaupun kita harus prokes, mungkin kita isolasi mandiri bahkan dirawat intensif di rumah sakit kita masih bisa beribadah kepada Allah, kita masih berbuat baik, kita masih tetap menjadi hamba yang bertakwa. Maka ketika pandemic ini telah landau kita semestinya insan yang lebih baik lagi, sebagai hamba Allah.

Kedua, lanjutnya, kita menjadi sahabat yang lebih baik, teman yang lebih baik, ketika tetangga kita terinfeksi Covid-19 dia terisolasi tidak bisa berinteraksi, maka dengan ikhlas sebagai bagian rasa bersahabat kita gantungkan paket-paket makanan di pintu-pintu pagarnya.

“ Kita kirimkan berbagai vitamin, kita kirimkan berbagai makanan yang kita anggap sebagai stamina buat mereka. Kita menjadi sahabat yang lebih baik lagi , menjadi tetangga yang lebih baik khususnya kepada handai tolan dan keluarga,” kata anggota Dewan Syariah MUI Pusat itu.

Ketiga, lanjutnya, kita lebih banyak melakukan kegiatan secara online. Dengan kondisi seperti sekarang ini kita mulai berinteraksi sosial, bertatap muka. “Mudah-mudahan kita menjadi guru yang baik, menjadi dosen yang baik, pembimbing yang baik, karena pada saat lalu dalam kondisi seperti itu kita masih mengajar, memberikan motivasi dan nasihat. Maka, dengan kondisi yang kondusif bisa melakukan hal itu lebih baik,” tuturnya.  

Keempat, terangnya, kita menjadi pemimpin yang lebih baik (be a better leader). Saat kondisi dua tahun lalu kita semua lebih banyak di rumah. Kita sulit sekali melakukan aktifitas di luar rumah, dalam kondisi mungkin stamina kita menurun tapi kita tetap memimpin keluarga, memimpin masyarakat, memimpin istitusi.

Maka dalam kondisi seperti ini, kita sama-sama berdoa mudah-mudahan landai ini betul-betul landau. Allah bersihkan Indonesia ini dari berbagai virus, kita diberikan sehat wal afiat. “Untuk itu, mari kita bersyukur kepada Allah dengan cara menjadi leader yang lebih baik. Dan kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu, kita bersyukur mendapatkan uswah yang nyata,” kata Kiai Hidayat yang juga sebagai Dewan Pakar MES (Masyarakat Ekonomi Syariah) Pusat.

Dalam kesempatan yang sama, Kiai Hidayat menerangkan Bulan Ramadhan adalah waktu dikabulkannya doa. Dalam situasi yang sangat berat, kondisi kehidupan di muka bumi banyak sekali ancaman-ancaman eksitensi bumi ini yang saat ini tengah terjadi setiap tahun diperkirakan 1,5-2 derajat Celcius.

Kemudian, selama 50 tahun terakhir rotasi bumi lebih cepat, hilangnya kandungan kekayaan bumi. Ditambah situasi geo politik ketika Rusia dan Ukraina berperang yang dikhawatirkan menjadi Perang ke 3.

“Maka, marilah kita berdoa untuk keselamatan kita. Keselamatan kaum muslimin dan muslimat, keselamatan umat Nabi Muhammad dan keselamatan bangsa Indonesia. Dan doa di bulan Ramadhan adalah doa yang tidak akan ditolak oleh Allah SWT. Doa orang yang berpuasa adalah doa yang pasti diterima oleh Allah SWT,” ujar Dewan Pakar Ulama Tasawuf Tauhid & Fiqh (Tastafi) Ulama se Aceh itu.

Menuju bulan Ramadhan ini, Kiai Hidayat berpesan untuk membekali diri kita, minimal 3 bekal utama. Pertama, bekal ilmu atau pengetahuan tentang seluk belum bulan Ramadhan. Ibadah-ibadah bulan Ramadhan. Karena kita tidak berharap amal-amal ibadah kita tidak diterima Allah, tidak mendapatkan kebaikan karena kita tidak mengerti apa yang kita kerjakan itu, bagaimana rukun dan syaratnya, bagaimana hukum-hukumnya, bagaimana tata caranya.

“Apalagi dari aspek kerohanian kita tidak tahu hukum tentang riya, tentang ujub. Inilah ibadah kita yang kelihatannya secara materi itu indah, tertanya tidak diterima oleh Allah, karena kita tidak ikhlas. Karena ada sifat Riya dsb. Maka, Umar bin Abdul Aziz mengingatkan kepada kita bahwa barang siapa beribadah kepada Allah tanpa ilmu maka dia akan membuat kerusakan,” sebut Kiai Hidayat.

Kedua, jelasnya, kita memohon kepada Allah karena ibadah puasa ini merupakan ibadah jasmaniyah, maka fisik kita harus di maintenance. Semua amalan Ramadhan membutuhkan kesehatan.  Ulama memberikan isyarat, jagalah kesehatanmu maka puasamu akan sempurna.

Jadi, kata Kiai Hidayat, bekal kesehatan itu penting. Kita tingkatkan olahraga, lakukan dengan cara periodik. Kemudian yang membangun kesehatan kita dengan mengurangi makanan-makanan dan mengasup makanan-makanan utama. 

Kiai Hidaya mengutip pesan Nabi, saat berbuka puasa minumnya adalah korma dan zamzam. Ini satu-satunya air mineral yang gizinya lebih tinggi di muka bumi. Begitupun dengan korma sebuah asupan yang memberikan multi benefit bagi kesehatan.

“Ketiga, untuk memohon ampunan kepada Allah SWT. Banyak doa-doa yang bisa kita baca, karena bulan Syaban ini adalah bulan kita menyucikan diri. Berikutnya, kita juga memohon kepada Allah agar diberikan kemudahan menunaikan perintah-perintah Allah lebih optimal di Bulan Ramadhan,” ,” terang Dewan Penasehat Syariah Majelis Adz Dzikra (pimp. Alm. Ustadz Arifin Ilham) ini.

Komentar