Senin, 06 Mei 2024 | 04:16
MILITER

Kapal Penyapu Ranjau dari Jerman Segera Perkuat Alutsista TNI AL

Kapal Penyapu Ranjau dari Jerman Segera Perkuat Alutsista TNI AL
KSAL Laksamana Yudo Margono (Dok TNI AL)

ASKARA - Jajaran alat utama sistem persenjataan (Alustista) TNI AL akan diperkuat kapal penyapu ranjau buatan Jerman. 

Menurut Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, Kementerian Pertahanan (Kemhan) saat ini sedang memproses pengadaan kapal tersebut. 

Walaupun demikian, Yudo tidak menyebut berapa jumlah kapal ranjau yang akan didatankan dari Jerman itu. 

"Dari luar negeri ada, bagi galangan yang kita tidak mampu untuk membangun itu. Seperti yang sekarang ini pengadaan Kemhan kapal ranjau yang di Jerman. Karena memang kita belum mampu untuk membangun kapal ranjau itu. Kita kerjakan di sana sejak kontraknya tahun 2021 yang lalu," ungkap Yudo di Mabes TNI AL, dikutip Kamis (24/3).

Dikatakan Yudo, pihaknya selalu merencanakan pembangunan kapal, baik Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dan Kapal Angkatan Laut (KAL) setiap tahunnya.

Selain untuk memperkuat alutsista, perencanaan pembangunan kapal dilakukan dalam rangka modernisasi kapal-kapal berumur tua.

"Kan banyak sekali yang kemarin saya sampaikan itu 10 persen alutsista kita ini umurnya sudah di atas 30 tahun sehingga perlu di dalam setiap tahun ini memodernisasi," jelasnya. 

Pada Senin (21/3) lalu, dua kapal PC 60 M yang diluncurkan. Dua kapal itu diberi nama KRI Dorang-874 dan KRI Bawal-875.

Nantinya KRI Dorang-874 akan memperkuat jajaran unsur patroli di bawah Satuan Kapal Patroli (Satrol) Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) IX Ambon. Sedangkan KRI Bawal-875 akan mengemban tugas jajaran unsur patroli di bawah Satrol Lantamal XIV Sorong.

Sementara, TNI AL juga mengusulkan penghapusan KRI Teluk Sampit 515 dari jajaran alat utama sistem senjata (alutsista). 

AL, Laksamana Yudo Margono mengatakan, alasan penghapusan satu kapal perang tersebut lantaran usianya yang sudah tua. Kata Yudo, KRI Teluk Sampit 515 merupakan kapal perang buatan Korea Selatan pada 1981.  

"Besok (Kamis, 24/3) ada rapat dengar pendapat (RDP) tentang persetujuan (penghapusan) satu KRI lagi, KRI Teluk Sampit 515," ungkap Yudo di sela-sela Pembukaan Rapat Pimpinan Saka Bahari Nasional di Markas Besar AL Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (23/3).  

Komentar