ASKARA - Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan memiliki objek wisata yang disebut Rammang-Rammang. Disebut demikian lantaran seringnya daerah pegunungan batuan karst ini diselimuti kabut. 

Pesona daerah ini sangat memanjakan mata setiap pengunjung. Di ujung Kampung Karst Rammang Rammang terdapat dermaga perahu-perahu yang siap mengantar pengunjung menyusuri hutan Nipah yang sangat lebat, dengan pemandangan gunung batuan karst yang begitu gagah. 

Bagi wisatawan yang ingin berkunjung, disarankan naik perahu menuju Kampung Berua. Harga sewa perahu bervariasi tergantung kapasitasnya. Untuk perahu berkapasitas satu hingga empat orang, misalnya, disewakan dengan harga Rp200 ribu pulang-pergi.

Sementara, untuk perahu berkapasitas 6-7 orang biaya sewa Rp250 ribu, dan maksimal 10 dengan biaya Rp300 ribu dengan waktu tempuh sekitar 20-25 menit. 

Untuk sewa perahu minimal 4 orang dengan harga 200ribu, bila 6-7 orang biaya sewa 250rb, dan maksimal 10 dengan biaya 300rb. 

Kampung ini terbilang baru, usai digabungkan dalam wilayah Rammang Rammang, Maros, Sulawesi Selatan.

Selain Desa Berua, destinasi wisata yang bisa dikunjungi yaitu Goa Tapak Tangan, Telaga Bidadari, Taman Hutan Batu Kapur, Gua Bulu 'Barakka' dan Guan Pasaung.

Pegunungan karst ini masuk dalam wilayah Taman Nasional Bantimurung, dan kabarnya terbesar di dunia saat ini, karena di China dan Madagaskar sudah mulai tergerus eksploitasi. 

Wajah teduh dengan senyum terkulum yang menenteramkan sedang membersihkan gulma-gulma di pinggiran sawahnya dengan sabit di tangan akan memanjakan mata setiap pengunjung.

Kampung yang dikelilingi tebing-tebing karst dan menjadi surga juga bagi para climber ini sudah melahirkan 4 generasi. 

Tak hanya Desa Berau, ada juga Desa Karangan yang berada di kaki Gunung Latimojong.

Di sini, rumah-rumah dibangun di pinggir tebing dengan halaman sangat minim. Padahal tanah datar begitu luas juga banyak.