Sabtu, 27 April 2024 | 08:28
NEWS

Prajurit Diduga Bantu PMI Ilegal, TNI AL Langsung Bergerak Kumpulkan Data

Prajurit Diduga Bantu PMI Ilegal, TNI AL Langsung Bergerak Kumpulkan Data
Pekerja Migran Indonesia (Dok Bisnis.com)

ASKARA - Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani menduga, ada oknum TNI AL dan TNI AU terlibat dalam kasus tenggelamnya kapal yang membawa WNI di Malaysia. 

Terkait hal itu, TNI AL langsung merespons dan mengatakan akan mengumpulkan data mengenai temuan dari BP2MI itu.

"Mohon waktu untuk kumpulkan data berkaitan dengan pernyataan Pak Benny," kata Kadispenal Lasksma Julius Widjojono kepada wartawan, Rabu (29/12). 

Dikatakan Julius, jika ada anggota TNI AL yang terlibat dalam insiden ini, maka akan ditindak tegas. Hal itu sesuai arahan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudo Margono.

"Prinsip Bapak KSAL sangat tegas, bagi anggota yang melakukan pelanggaran harus diberikan hukuman, untuk menimbulkan efek jera, dan pembelajaran bagi yang lain," tuturnya.

Akan tetapi, kata Julius, jika tak ada keterlibatan oknum TNI AL dalam kasus tenggelamnya kapal itu, pihaknya akan melakukan langkah lebih lanjut.

"Namun apa bila itu tidak benar maka kami akan lakukan langkah-langkah lebih lanjut prosedural sesuai ketentuan yang berlaku," sebutnya.

Sebelumnya, BP2MI mengungkap hasil investigasi tragedi tenggelamnya kapal yang menewaskan sejumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) atau pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal di lepas pantai Johor Bahru, Malaysia. 

BP2MI menduga oknum TNI Angkatan Laut (AL) dan TNI Angkatan Udara (AU) terlibat membantu kegiatan PMI ilegal ke Malaysia ini.

"Adanya dugaan keterlibatan oknum TNI AL dan oknum TNI AU, yang memiliki peran masing-masing dalam membantu kegiatan pengiriman PMI ilegal," ujar Kepala BP2MI Benny Rhamdani dalam jumpa pers virtual, Selasa (28/12).

Dikatakan Benny, pihaknua akan melaporkan hasil temuan investigasi tersebut ke pimpinan masing-masing instansi. 

Selain itu, Benny berencana bertemu dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk membahas permasalahan itu.

"Kami tentu gunakan kata dugaan karena kami akan serahkan masalah ini kepada pimpinan dari instansi masing-masing. Saya akan coba nanti bertemu Panglima TNI," katanya. 

Komentar