ASKARA - Aktivitas vulkanik Gunung Rinjani di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat dilaporkan terjadi peningkatan. Dengan demikian, Gunung Rinjani berpotensi erupsi secara tiba-tiba meski tidak dapat dipastikan kejadiannya. 

“Dengan kondisi aktivitas seperti saat ini, jika terjadi letusan, potensi bahayanya diperkirakan berada di area tubuh Gunung Barujari yang berada di dalam kaldera Gunung Rinjani,” ujar Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) Dedi Asriady, menukil Radarlombok.co.id, Selasa (7/12).

Saat ini, gunung dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu masih berstatus waspada atau di level 2. Sementara, untuk aktivitas kegempaan Gunung Rinjani frekuensinya terbilang masih rendah. 

Dedi Ariady mengimbau para pendaki untuk tidak beraktivitas atau berkemah di dalam area tubuh Gunung Barujari.

”Termasuk di area lava baru dan seluruh area di dalam radius 1,5 km dari kawah Gunung Barujari,” kata Dedi Ariady. 

Dedi Ariady menambahkan, pendakian diperbolehkan kecuali di seluruh bagian tubuh Gunung Barujari lantaran material lava letusan masih bertemperatur tinggi dan tidak stabil sehingga rawan untuk terjadi longsoran batu.

Meski tidak dapat dipastikan, tetapi potensi letusan Gunung Rinjani masih ada. Para pendaki, pengunjung, dan wisatawan yang beraktivitas di luar radius 1,5 km dari Gunung Barujari maupun masyarakat di sekitar Gunung Rinjani, wajib berhati-hati. 

Pengunjung maupun masyarakat diminta selalu menyiapkan masker, penutup hidung dan mulut serta pelindung mata agar terhindar dari infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Termasuk iritasi mata jika terjadi letusan abu. 

”Masyarakat di sekitar Gunung Rinjani diharap untuk tetap tenang, tetapi tetap menjaga kewaspadaan, tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Rinjani yang tidak jelas sumbernya,” pungkasnya.