Jumat, 19 April 2024 | 22:15
NEWS

Segitiga Emas Saphula, Wisata Maritim di Gerbang Selat Malaka yang Menjanjikan

Segitiga Emas Saphula, Wisata Maritim di Gerbang Selat Malaka yang Menjanjikan
Dok Istimewa

ASKARA - Pengamat Kajian Kawasan Asia Tenggara, Muhammad Ichsan kembali menyentil Pemerintah Aceh terkait keseriusan pengembangan Pariwisata Segitiga Emas Saphula (Sabang-Phuket-Langkawi). 

"Seharusnya ada tim kajian terkait pengembangan wisata di gerbang Selat Malaka tersebut yang diutus langsung oleh Pemerintah Aceh. Kita harapkan ditinjau ulang program yang meningkatkan potensi masuknya wisatawan dari tiga wilayah pariwisata tersebut," ujar Ichsan, Selasa (2/11).

Pada tahun 2018, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) merespons serius terkait bisnis wisata antara Indonesia, Malaysia dan Thailand itu dalam Forum Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (-GT). 

Pasalnya, hal ini dapat dimanfaatkan Kemenpar untuk meningkatkan kerja sama dan promosi wisata bahari segitiga emas Saphula (Sabang-Phuket-Langkawi).

Alumni Jebolan Magister Kajian Asia Tenggara, Universitas Indonesia, itu mengingatkan Pemerintah Aceh yang saat ini berkunjung ke Uni Emirate Arab (UEA) turut membahas dan mempromosikan kerja sama Triangle Saphula. 

Sebagaimana diketahui, Gubernur Aceh Nova Iriansyah dan rombongan berada di Dubai, Uni Emirat Arab, untuk mengikuti sejumlah agenda hingga 4 November 2021.

"Kunjungan ke UEA kita harapkan tidak hanya wisata Singkil yang dijual namun potensi keseluruhan wilayah Aceh terutama wisata dan peninggalan  sejarah maritimnya juga," harap Ichsan.

Menurut Ichsan, agenda ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk menjadikan Sabang sebagai destinasi kapal pesiar internasional. 

"Bayangkan sekali kapal pesiar dunia singgah di Sabang saja berapa pendapatan dari situ atau biaya sewa dermaga yang masuk ke kas daerah tersebut, pasti kawasan itu akan semakin dilirik internasional," ujarnya.

"Provinsi kita terutama wilayah utara Aceh ini di jalur transnasional, jalur maritim dunia, jalur pusat perdagangan dan bahkan jalur pengungsi internasional pencari suaka. Nah, bagaimana pula masih miskin ide pemerintahnya," tutur Ichsan.

Alumni Pendidikan Sejarah Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh tersebut berharap jalur penerbangan langsung dari Phukhet-Krabi (Thailand) ke Sabang, Aceh dan kapal roro dengan rute Ranong-(Thailand)- Sabang dan Krueng Geukueh(Aceh)-Penang/Port Klang (Malaysia), serta usulan rute pariwisata Langkawi-Krabi-Sabang segera dibuka.

"Maka kita harapkan ke depan, bisnis marine tourisme yang menghubungkan tiga marina. Sasarannya, mengarah pada poros Phuket, Langkawi dan Sabang. Tiga titik ini akan didorong menjadi Triangular Sailing Passage atau segitiga emas. Ayo bangkitkan pariwisata maritim Aceh melalui jalur Saphula ini. Ke depannya semoga dapat terwujud," pungkasnya.

Komentar