Jumat, 19 April 2024 | 13:57
NEWS

Siti Fadilah Supari: Kemenkes Bilang Vaksin Nusantara Tidak Bisa Diproduksi Massal? Itu Keliru!

Siti Fadilah Supari: Kemenkes Bilang Vaksin Nusantara Tidak Bisa Diproduksi Massal? Itu Keliru!
SIti Fadilah Supari saat berbincang-bincang dengan Rahma Sarita (tangkapan layar)

ASKARA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan, Vaksin Nusantara yang digagas Mantan Menkes Terawan Agus Putranto tidak bisa dikomersilkan atau diperjualbelikan sehingga tidak bisa diproduksi massal. 

Pasalnya, Vaksin Nusantara bersifat autologous atau individual.

"Sel dendritik bersifat autologous. Artinya, materi yang digunakan dari diri kita sendiri dan untuk diri kita sendiri, sehingga tidak bisa digunakan untuk orang lain. Jadi, produknya hanya bisa dipergunakan untuk diri pasien sendiri," ujar Juru Bicara Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, dalam keterangannya, Minggu (29/8) lalu. 

Terkait hal itu, Mantan Menkes Siti Fadilah Supari menyangkalnya. Dalam pandangan Siti Fadilah justru Vaksin Nusantara dapat diproduksi massal. 

"Bisa, dengan teknologi. Teknologinya yang disebarluaskan untuk masyarakat banyak. Itu kata dokter Terawan," ujarnya, saat berbincang dengan Rahma Sarita dalam Chanel YouTube Realita TV dengan judul SITI FADILAH SUPARI : "VAKSIN NUSANTARA TIDAK BISA DIPRODUKSI MASAL? ITU TIDAK BENAR!" dikutip Sabtu (4/9). 

Sebelumnya, Kemenkes menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan berbasis sel dendritik atau dalam kata lain Vaksin Nusantara hanya dipergunakan untuk diri pasien sendiri, sehingga tidak dapat dikomersialkan dan tidak diperlukan persetujuan izin edar.

"Bagus deh, berarti sudah boleh beredar. Memang sel dentritiknya tidak diproduksi massal, yang diproduksi massal itu teknologinya atau alatnya," kata Siti Fadilah.

Rahma Sarita, kemudian menanyakan biaya agar seseorang dapat disuntikkan Vaksin Nusatara. Informasi yang beredar untuk mendapatkan Vaksin Nusantara harus mengeluarkan biaya sebesar Rp5 juta.

"Saya belum pernah dengar itu. Tapi kalau saya tanyakan kepada pak Terawan ya gratis. Bahkan sampai uji klinis tahap III kira-kira bulan Oktober mudah-mudahan bisa mulai, itu gratis sama sekali," ungkap Siti Fadilah.

Uji Klinis Vaksin Nusantara tahap III, tambah Siti Fadilah, disebutkan membutuhkan sebanyak 1.500 orang relawan. 

"Tapi kayaknya yang daftar sudah lebih dari 10 ribu. Banyak banget yang daftar karena amannya itu ya dan tidak dimasukkan virus ke dalam tubuh kita. Yang dimasukkan sel dentritik kita sendiri," tandasnya. 

Komentar