Jumat, 26 April 2024 | 19:55
NEWS

Belum Dijawab Wapres, Lieus Sungkharisma Bertekad Lanjutkan Program 'Superiman"

Belum Dijawab Wapres, Lieus Sungkharisma Bertekad Lanjutkan Program 'Superiman
Lieus Sungkharisma (Dok Tangkapan Layar)

ASKARA - Tokoh Tionghoa Lieus Sungkharisma bertekad melanjutkan program Gerakan Nasional Superiman (Solidaritas Umat Peduli Modal Nasional) yang digagasnya meski surat audiensi yang dikirimkannya ke Wakil Presiden Ma’ruf Amin belum mendapat jawaban.

Tekad itu, kata Lieus, semakin berkobar setelah bertemu dengan sejumlah orang yang ternyata mendukung gagasannya dalam upaya membantu kesulitan keuangan negara. 

“Saya berharap pemerintah tidak abai dan cepat tanggap dengan aspirasi dan niat baik warga negaranya ini,” kata Lieus, dalam keterangan tertulis, Kamis (19/8).

Namun demikian Lieus tidak ingin gagasan baik untuk membantu kesulitan keuangan negara ini justru menjadi bola liar. 

“Karena itulah kita perlu Perpu. Kita tidak ingin niat warga masyarakat untuk membantu negara ini akhirnya salah pahami,” katanya lagi.

Lieus menyebut, keinginannya untuk bertemu dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin bukan untuk mempertanyakan dana yang sempat disetorkan ke Rekening Superiman, tapi untuk meminta kejelasan tentang kelanjutan gerakan nasional tersebut.

Dijelaskan Lieus, dia dan sejumlah pihak bertekad mendorong pemerintah untuk lebih tanggap dan peduli dengan aspirasi dan ide-ide dari masyarakat masyarakat yang ingin membantu kesulitan negara.

“Kami ingin mendorong pemerintah untuk membuat payung hukum bagi warga negara yang ingin memberi sumbangannya pada negaranya,” kata Lieus.

Salah seorang tokoh nasional yang mendukung gagasan positif ini adalah Rocky Gerung. Menurut Rocky, ide Lieus mencetuskan Superiman adalah ide yang bersih karena datang dari pikiran untuk membantu bangsa. Ide inilah yang disebut social justice yang lahir dari solidaritas anak bangsa. 

“Ini gagasan yang betul-betul sejiwa dengan harkat bangsa ini yang sedari awal ingin mandiri,” kata Rocky.

Ditambahkan Rocky, ide untuk membuat semacam kotak infak nasional bernama Superiman ini menunjukkan bahwa masyarakat kita memandang masa depan adalah tanggungjawab bersama. 

“Ini ide bagus. Pemerintah dan masyarakat sipil tak usah curiga. Kalau idenya diterima, soal-soal lain seperti perlunya Perpu, itu hanya soal teknis. Sebab ini bukan untuk membantu rezim yang sedang berkuasa, tapi untuk membantu negara,” kata Rocky lagi.

Ditambahkan Rocky, ide yang dicetuskan Lieus dan pernah dilaunching pada 19 Agustus 2003 (18 tahun lalu) di Istana Wakil Presiden Hamzah Haz itu, merupakan ide brilian dan harus segera dilaksanakan. 

“Saya siap diundang ke Istana untuk membahas masalah ini. Sebab ini bukan soal politik semata. Pak Jokowi harus meninggalkan legacy positif untuk masa depan bangsa ini,” katanya.

Komentar