Sabtu, 27 April 2024 | 10:07
TRAVELLING

Tiga Orang Ini Pecahkan Rekor Pendakian Gunung Everest

Tiga Orang Ini Pecahkan Rekor Pendakian Gunung Everest
Gunung Everest (Istimewa)

ASKARA - Meski dunia sedang menghadapi pandemi Covid-19, namun pendakian ke Gunung Everest jsstru mengalami peningkatan. 

Hal itu terjadi setelah Pemerintah Nepal membuka kembali pendakian Gunung Everest untuk orang asing pada April setelah ditutup tahun lalu lantaran Covid-19. 

Melansir Reuters, setidaknya ada tiga rekor baru yang luar biasa dipecahkan oleh para pendaki gunung tertinggi (8.848,86 meter) di dunia itu, Senin (31/5). 

Arthur Muir (75) 

Arthur menjadi pria Amerika tertua mencapai puncak Everest, Minggu (23/5) lalu.

Bagi Arthur, pencapaiannya dilakukan secara tidak sengaja dan sebetulnya tidak merencanakan akan menaklukan gunung yang berada di perbatasan Nepal dan Tibet itu. 

Pada 2019, kakek yang memiliki enam orang cucu itu mengalami patah di bagian pergelangan kakinya sehingga sedari awal tidak merencanakan memecahkan rekor mendaki Gunung Everest.

Ia menyampaikan pengalaman menaklukkan Everest rupanya sangat melelahkan ditambah cuaca yang buruk menyambutnya saat mencapai puncak. 

"Sesungguhnya saya terkejut ketika benar- benar sampai disana (puncak Everest). Saya terlalu lelah untuk berdiri, di dalam cuaca yang sangat berangin dan dingin," ujar Arthur.

Ia mengalahkan rekor yang dibuat pria Amerika tertua sebelumnya Bill Burke (67) yang menaklukan puncak tertinggi Everest pada 2009.

Tsang Yin-Hung (45) 

Tsang, perempuan asal Hong Kong menjadi pendaki perempuan paling cepat mencapai puncak. 

Mantan guru itu mencapai puncak Gunung Everest dengan durasi total 25 jam dan 50 menit setelah berangkat dari titik awal. 

Durasinya yang terbilang singkat itu, mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang Jhangmu Lama pada 2017 setelah mendaki gunung dengan durasi 39 jam dan enam menit.

"Saya merasa lega dan tentunya bahagia karena sedari awal tidak mengejar untuk memecahkan rekor. Saya hanya ingin menantang diri saya sendiri, jadi saya sangat lega karena bisa membuktikan hasilnya baik kepada murid-murid saya maupun kepada teman- teman," kata Tsang. 

Zhang Hong (46) 

Pria asal China ini menjadi pendaki buta pertama di Asia dan ketiga di dunia yang mencapai puncak Everest. Zhang telah mendaki puncak tertinggi di dunia dari sisi Nepal. 

"Tidak peduli apakah Anda cacat atau normal, apakah Anda kehilangan penglihatan atau Anda tidak memiliki kaki atau tangan, tidak masalah selama Anda memiliki pikiran yang kuat, Anda selalu dapat menyelesaikan sesuatu yang dikatakan orang lain tentang Anda 'tidak bisa'," kata Zhang.

Zhang menyelesaikan pendakian Himalaya pada 24 Mei bersama dengan tiga pemandu ketinggian, dan kembali ke base camp pada Kamis kemarin. 

Lahir di Chongqing, China barat daya, Zhang kehilangan penglihatannya pada usia 21 tahun karena glaukoma. 

Dia terinspirasi oleh Erik Weihenmayer, pendaki Amerika buta yang mendaki Everest pada 2001, dan Zhang mulai berlatih di bawah bimbingan teman pemandu gunungnya Qiang Zi. 

"Saya masih sangat takut, karena saya tidak dapat melihat ke mana saya berjalan, dan saya tidak dapat menemukan pusat gravitasi saya, jadi kadang-kadang saya merasa akan jatuh," kata Zhang. 

“Namun, saya terus berpikir bahwa meski berat, kesulitan-kesulitan ini salah satu komponen pendakian yang harus dihadapi. Kesulitan dan bahaya adalah arti dari mendaki,” tuturnya. (reuters/ant). 

Komentar