Saya seorang Nasrani yang mengagumi maka berupaya menghayati ajaran-ajaran agama lain. 

Satu di antara ajaran agama lain yang saya kagumi maka hayati adalah hadits Jihad Al-Nafs di mana Al Sukuni meriwayatkan dari Abu Abdillah Al Shadiq bahwa ketika Nabi Muhammad SAW menyambut pasukan sariyyah kembali setelah memenangkan peperangan, Beliau bersabda: ’Selamat datang wahai orang-orang yang telah melaksanakan jihad kecil tetapi masih harus melaksanakan jihad akbar!’ Ketika orang-orang bertanya tentang makna sabda itu, Rasul SAW menjawab: ’Jihad kecil adalah perjuangan menaklukkan musuh. Jihad akbar adalah jihad Al-Nafs, perjuangan menaklukkan diri sendiri!”. 

Bagi saya hadits Jihad Al Nafs mengandung makna luar biasa adiluhur yang apabila dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten oleh setiap insan manusia di marcapada ini akan berdampak luar biasa positif dan konstruktif terhadap peradaban umat manusia. 

Makna adiluhur Jihad Al Nafs pada hakikatnya juga terkandung pada ibadah Puasa pada bulan suci Ramadhan. 

Perjuangan menaklukkan hawa nafsu diri masing-masing pada bulan suci Ramadhan merupakan pengejawantahan inti makna adiluhur Jihad Al Nafs menjadi kenyataan selaras dengan sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa serta sila ke dua Pancasila yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. 

Dan demi menyelaraskan diri dengan sila ke tiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia serta semangat kebersamaan dalam perbedaan yang terkandung di dalam Bhinneka Tunggal Ika, maka adalah hukumnya wajib bagi saya untuk menghargai serta menghormati sesama warga Indonesia yang menunaikan ibadah Puasa. MARHABAN YA RAMADHAN! SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA!