Jumat, 26 April 2024 | 12:37
NEWS

Esther Gayatri Saleh, Perempuan Kepala Pilot Uji Satu-satunya di Dunia

Esther Gayatri Saleh, Perempuan Kepala Pilot Uji Satu-satunya di Dunia
Captain Esther Gayatri Saleh. (Humas.bandung.go.id)

ASKARA - Captain Esther Gayatri Saleh (55) berhasil mengukir namanya di dunia penerbangan yang tidak ada bandingannya. Dia merupakan satu-satunya perempuan di dunia yang menjadi kepala pilot uji.

Captain Esther mengawali karier sejak bergabung di Industri Pesawat Terbang Nusantara (sekarang PT Dirgantara Indonesia) pada 1984. Dia sudah menguji pesawat mulai NC212-200, CN235, pesawat master piece PTDI N250, CN295 hingga yang terakhir N219.

"Sejak lulus dari Amerika (Sawyer School of Aviation) saya meniti karir dari bawah. Mengerti, mempelajari, mengalami proses pengembangan pesawat yang diuji. Saya menguji hampir semua pesawat bersayap buatan PT DI," katanya, seperti dilansir laman Humas Kota Bandung. 

Pengalaman panjang dan loyalitas Captain Esther di dunia pilot uji pantas diacungi jempol. Tidak berlebihan jika lulusan International Test Pilot School, Kanada itu menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.

Risiko tinggi dalam pekerjaan tidak membuat Captain Esther beralih profesi atau sekadar pindah ke maskapai penerbangan yang risikonya tidak setinggi pilot uji.

Maka tidak salah kalau PT DI mengangkatnya sebagai Chief Test Pilot & Flight Instructor pada April 2015. Setelah itu, Captain Esther merupakan satu-satunya perempuan pilot uji di industri pesawat udara di dunia yang menjadi kepala pilot uji pesawat sayap tetap.

"Suatu kehormatan bisa bersama-sama teman yang lain mengambil bagian melayani negeri ini dalam bidang teknologi dirgantara, dalam hal ini pembuatan pesawat terbang," ujarnya.

"Nah ini proses yang mengintegrasikan satu produk baru bahwa membuat pesawat terbang tidak mudah. Industri berteknologi tinggi," tambah Captain Esther.

Menurutnya, menjalani profesi yang notabene identik dengan laki-laki itu sangat membanggakan. Selain dituntut memiliki kemampuan membawa berbagai macam pesawat terbang, menjadi pilot uji pun membuatnya terlibat langsung dalam pengembangan riset pesawat. Mulai proses awal first flight, improvisasi hingga sesuai dengan spesifikasi operasional.

"Sebagai pilot uji saya merasakan langsung perubahan demi perubahan dalam pengembangan pesawat. Prosesnya tidak selesai dalam satu kali uji, misalkan setelah first flight langsung jadi. Semua proses ada evolusinya. Seperti pengembangan prototipe N219, ada evolusi dari pembuatan awalnya setelah melakukan serangkaian tes," jelas Captain Esther.

"Itu namanya berevolusi. Nah itu sah-sah saja dalam dunia manufacturing pesawat karena itulah gunanya uji coba. Kita coba, apakah benar dan sesuai dengan prediksi awal atau ditambah improvement yang lain," kata pemegang 7100 jam terbang tersebut.

Komentar